Hebatnya lagi bisa dikatakan untuk tampil seperti ini tidak perlu modal besar. "Bisa dikatakan hanya knalpot aja barang mahal yang nempel di motor ini," tunjuk Eri Nugraha si empunya motor.
Untuk saluran buang, Eri menggunakan merek Leo Vince SBK full system. Katanya sih, kalau di pasaran harga knalpot ini kisaran Rp 7 juta.
|
Rangka belakang dipotong karena kepanjangan dan nungging. "Sedangkan rangka tengah yang di bawah jok aslinya miring dibuat rata. Supaya sesuai konsep," tambah builder bermarkas di Jl. H Nawi Raya, Gg H. Jeni, No. 78, Gandaria Utara, Jakarta Selatan ini.
Bagian buntut dibuat dengan ide yang sedikit terpengaruh dari luar. "Itu murni desain saya, hanya sedikit terinspirasi dari gaya di Inggris," jujur Donny sambil bilang buritan dibuat dari pelat 0,9 mm.
Kreasi Donny berikutnya lanjut pada desain tangki. Modelnya cukup unik, yang pasti ada lekukan pas untuk paha yang akan bisa dengan nyaman mengepit tangki. "Basicnya dari Thunder 125," cerita Eka menambahkan.
Kemudian posisi setang dibuat agak rendah. "Itulah hal yang paling menarik dari gaya cafe racer, sensasi motor sport sebenarnya tapi dengan nuansa lawas," tambah Eka yang baru dikaruniai putri ini.
Untuk kelir, biar berkesan tua tadi sengaja digunakan jenif doff. "Pilih hijau karena itu warna khasnya Kawasaki," tambah karyawan sebuah perusahaan travel agent ini.
"Rangka dicat warna emas supaya menonjol dan kontras dengan bodi secara keseluruhan," mantap Eka. Mantap memang!
|
Apa rasanya menaiki motor ini? "Yang pasti saat awal-awal punggung dan pinggang akan terasa pegal. Apalagi tiap harinya berasa turing," cerita Eka yang jarak antara rumahnya di BSD, Tangerang dan kantor di ITC Fatmawati, Jakarta Selatan lumayan jauh. Estimasi setiap hari menempuh sekitar 70 km.
Karena perjalanan jarak jauh tadi, untuk kaki-kaki dia masih mempertahankan aslinya. "Saya takut kalau ganti sok atau pelek yang lebar kenyamanan jadi berkurang, mungkin secara tampilan memang jadi lebih sip," ujarnya.
Karena tuntutan konsep, maka setang sekarang juga sudah ikut diubah sudutnya menjadi lebih ditekuk. "Kelemahannya sudut putar jadi berkurang, tapi nggak masalah selama enggak belok patah," tambahnya.
Meski begitu, Eka memang pengendara yang paham sekali tentang safety riding. Karena di ujung setang tetap dipasang kaca spion.