Sigmat dan pelat buat ukur ketebalan v-belt (kiri) - Diukur pakai sigmat bagian sabuk yang rata (kanan)
Masa pakai v-belt skubek rata-rata antara 15.000-25.000 kilometer. Kalau sampai lupa, skubek gampang selip bahkan putus. Cuma skubek harus lebih waspada agar terhindar dari masalah v-belt putus mendadak di tengah jalan.
“Secara fisik yang perlu dicermati bagian dalam v-belt yang bergerigi retak-retak saat ditekuk terbalik. Bahkan sudutnya terlihat lebih ramping dari samping bila diukur pakai ceker belt,” ujar Nurdin, mekanik NPM Motor di Jl. Moh. Kafi I, Ciganjur, Jakarta Selatan.
Masalahnya, tidak semua pemilik skubek atau bengkel umum mempunyai alat ceker belt. Kalaupun ada, paling hanya tersedia di bengkel resmi atau di bengkel khusus spesialis yang benar-benar serius garap matic.
Tapi, enggak usah khawatir. Sebab Nurdin punya solusi gimana mengukur ketebalan v-belt tanpa menggunakan special tool kit. Caranya dengan menggunakan penggaris dan dua lempeng pelat kecil berbentuk persegi panjang.
“Pengecekan ini menggunakan limit, makanya butuh alat ukur macam sigmat (penggaris). Misal di Yamaha Mio series. Lebar belt standar Mio 18,2 mm. Jika setelah dipakai jadi 17,2mm, artinya sudah batas minimum dan harus segera ganti,” jelasnya.
Teknik ukur pun beda dengan ceker belt yang melalui bagian dalam atau bagian bergerigi. Kalau pakai sigmat, dua pelat persegi panjang ditempelkan di samping v-belt. Lalu bagian yang lebar dan rata diukur pakai sigmat. Kalau jaraknya berkurang, sabuk segera diganti. (motorplus-online.com)
“Secara fisik yang perlu dicermati bagian dalam v-belt yang bergerigi retak-retak saat ditekuk terbalik. Bahkan sudutnya terlihat lebih ramping dari samping bila diukur pakai ceker belt,” ujar Nurdin, mekanik NPM Motor di Jl. Moh. Kafi I, Ciganjur, Jakarta Selatan.
Masalahnya, tidak semua pemilik skubek atau bengkel umum mempunyai alat ceker belt. Kalaupun ada, paling hanya tersedia di bengkel resmi atau di bengkel khusus spesialis yang benar-benar serius garap matic.
Tapi, enggak usah khawatir. Sebab Nurdin punya solusi gimana mengukur ketebalan v-belt tanpa menggunakan special tool kit. Caranya dengan menggunakan penggaris dan dua lempeng pelat kecil berbentuk persegi panjang.
“Pengecekan ini menggunakan limit, makanya butuh alat ukur macam sigmat (penggaris). Misal di Yamaha Mio series. Lebar belt standar Mio 18,2 mm. Jika setelah dipakai jadi 17,2mm, artinya sudah batas minimum dan harus segera ganti,” jelasnya.
Teknik ukur pun beda dengan ceker belt yang melalui bagian dalam atau bagian bergerigi. Kalau pakai sigmat, dua pelat persegi panjang ditempelkan di samping v-belt. Lalu bagian yang lebar dan rata diukur pakai sigmat. Kalau jaraknya berkurang, sabuk segera diganti. (motorplus-online.com)