Light-Emitting Diode atau yang akrab disebut LED tak hanya sekadar part penerang yang mampu memancarkan kilau cahaya. Terutama, ketika dilihat di tempat gelap atau malam hari. Tetapi, hadirnya LED ini memang ada tujuan. Yaitu, karena daya yang dibutuhkan memang lebih kecil ketimbang bohlam biasa. Bahkan, bohlam sein.
Perhitungannya, 10 lampu LED sama dengan 1 bohlam sein yang ukuran 5 watt. “Tapi, terangnya, jelas lebih terang pancaran LED,” ujar Wira Sentosa dari SACS Speedglow di Jl. Pondok Gede Raya No. 24, Jakarta Timur.
Begitunya lampu LED terus berkembang! Artinya, tak sekadar LED biasa yang bentuknya mirip tauge alias toge. Iya, ada pentul di sisi atas. Kalau yang itu, bisa disebut LED konvensional.
Karena untuk pemakaiannya pun, lampu ini butuh semacam alat khusus. Yaitu, IC. Banyak yang bilang, IC tompel. Karena bentuknya yang menyerupai tompel. He.. he.. he...
Menariknya, superflux tak seperti LED konvensional. Jika di tipe biasa memiliki dua kaki, maka superflux punya empat kaki. Dan, meski memiliki warna bening tapi warna yang dihasilkan bisa berbeda-beda. Bentuknya pun tetap bisa dibuat rangkaian dan tentu lebih simpel. Bahkan, termasuk buat lampu rem atau lampu sein.
Selesai dengan superflux, sekarang ini produsen lampu juga mulai membuat LED lebih canggih. Yaitu dengan menghadirkan Luxeon. “Sebenarnya ada juga selain Luxeon. Yaitu, Cree LED. Keduanya pun memiliki kesamaan dan saling bersaing,” beber Arthur Wullur dari Violeta Rumble Team Modified (VRT) di Pondok Ranji, Ciputat, Tangerang.
Menurut Arthur, pendaran cahaya alias lumens yang dihasilkan berbeda dengan LED biasa. “Dari 10 watt bohlam biasa setara dengan 1 watt Cree atau Luxeon,” beber Arthur sembari bilang daya yang dimiliki Luxeon dan Cree beragam. Mulai dari 0,5 watt hingga 25 watt. (motorplus-online.com)