Wasada Penipuan di Komunitas Adventure

billy - Sabtu, 1 Desember 2012 | 09:37 WIB

(billy - )


Komunitas adventure memang dekat dan kompak. Saking dekatnya, satu sama lain sering saling bantu. Semisal, meminjamkan komponen kepada sohib yang sedang membutuhkan saat adventur itu biasa saja terjadi. Dengan alasan kekeluargaan ini kejadian yang tidak diinginkan bisa terjadi. Tentu saja efeknya akan jadi sangat merugikan.

Seperti dialami langsung beberapa komunitas adventure. Mereka percaya bahwa pertemanan tidak akan mengkhianati. Kasus ini bermula dari beberapa adventurer yang ingin beli dan jual motor.

Dengan bantuan orang yang dikenal, dilakukanlah transaksi yang jumlahnya mencapai puluhan juta. “Ya.. Awalnya sih percaya. Maklum, namanya komunitas balap dan adventure itu kecil. Jadi kemungkinan ada unsur penipuannya juga kecil. Kan ketemunya dia lagi dia lagi,” jelas Dede yang mengaku kehilangan Honda CRF 150 cc.

Dede ditipu oleh salah seorang kenalannya yang juga aktif di kegiatan adventure, Wahyu 3 Master. Terlebih Wahyu sangat gape memasrakan dagangannya lewat jalur sosial media seperti Facebook. Sehingga informasi jual ini diketahui langsung oleh khalayak ramai.

Korban Wahyu bukan cuma Dede, Robert Sumantri dan Agung Mascas, juga Hilman menjadi korban penipuan ini. Pelaku memang orang yang sangat akrab dengan dunia otomotif. Bahkan beberapa pembalap sudah mempercayakan pengerjaan jersey ke Wahyu.

“Jadi waktu itu saya ingin beli motor untuk adventure. Ambil KTM terlalu tinggi. Lantas ngobrol dengan Wahyu. Dia bilang bisa mencarikan. Dia menawarkan motor 4-tak CRF 150 seharga Rp 68,5 juta. Uang dikirim dan unit datang,” jelasnya.

Dede berniat menjual kembali motornya dan terjadi kesepakatan harga Rp 58 juta. “Motor sudah dibawa, uang belum kembali,” keluh Dede yang sampai saat ini belum melaporkan kejadian ini kepada pihak yang berwajib.

Hal yang sama juga dialami Robert Sumantri. “Dua motor yang saya jual ke Wahyu adalah YZF 2008 dan KTM 85 2012. Masing-masing dipatok seharga Rp 64 juta dan Rp 60 juta. Dikasih giro hampir dua bulan. Saat jatuh tempo, taunya dana kosong,” jelasnya.

Sistem kepercayaan ini juga yang membuat Robert rela menyerahkan dua unit motor ke Wahyu. “Saat ini kasusnya sudah saya laporkan ke Polisi. Saya juga sudah datangi ke rumah orang tuanya. Tapi pihak keluarga sudah menyerahkan kepada pihak berwajib untuk menyelesaikan masalah ini. Kalau Wahyu membaca tulisan ini, saya sangat berharap dia segera menyerahkan diri,” tegas Robert.

TIPS AMAN BELANJA

Pengalaman tidak mengenakkan ini menjadi pelajaran bagi Dede. Ia memberikan tips kepada brother yang hendak membeli motor atau barang lain. “Kepercayaan itu boleh, namun tetap harus hati-hatian,” katanya.

Lebih baik membeli langsung dari penjual yang telah memiliki nama baik. “Seperti importir umum atau IU. Meski agak mahal karena menggunakan Form A. Tapi ini jauh lebih aman dan bisa dipertanggungjawabkan. Unit yang dibeli ini tidak dilengkapi Form A, karena hanya untuk penggunaan balap.”

Selain itu, sistem cash on delivery (COD) alias bayar di tempat rasanya cocok untuk menerapkan prinsip kehati-hatian itu. “Kalau uang belum ada barang jangan keluar dulu. Kita nggak tahu ke depannya bagaimana.” (motorplus-online.com)