Kurikulum SMK Khusus Teknik Sepeda Motor

billy - Minggu, 22 Juli 2012 | 10:17 WIB

(billy - )


Di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) kini mempelajari Otomotif Roda Dua secara khusus. Tidak gabung lagi dengan Otomotif Roda Empat seperti yang sudah-sudah. Jurusan baru di tingkat SMK dengan nama Teknik Sepeda Motor (TSM) ini sekarang dimiliki oleh hampir semua SMK.

Sebagian SMK itu bekerja sama dengan pabrikan motor untuk mendesain kurikulumnya. Seperti SMK Walang Jaya di Jl. STM Walang Jaya No. 1 Kel. Tugu Selatan Kec. Koja Jakarta Utara dan SMKN 8 Bandung. Untuk menghadirkan jurusan TSM, SMK Walang Jaya bekerja sama dengan PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) dan TKRJ Osaka Jepang, sedangkan SMKN 8 Bandung bekerjasama dengan Astra Honda Motor.

Seperti tertulis di brosur SMK Walang Jaya ‘1st SMK Pertama yang membuka jurusan Teknik Sepeda Motor’. Selain membuka kelas biasa, SMK ini menyediakan kelas khusus yakni Kelas Unggulan Yamaha’.

“Ini semua karena tuntutan perkembangan zaman, bisa dilihat untuk sepeda motor saja sudah beredar sekitar 45 juta unit, jauh dengan kendaraan roda empat hanya 25 juta unit. Kami sebagai yayasan harus bisa membaca peluang seperti ini agar siswa-siswi kami bisa mengikuti perkembangan tersebut dan menjadi seorang yang siap bekerja di bidang kejuruan,” jelas Aji Wisnugroho, Kepala Sekolah Walang Jaya.

Latar belakang sudah jelas, tinggal korek soal pembelajaran di sekolahnya se-perti apa. Bahasa kerennya kurikulum. MOTOR Plus selaku media yang membahas tentang roda dua yang Lebih Tahu Tahu Lebih, juga harus tau apa yang diajarkan di sekolah yang membahas tentang Teknik Sepeda Motor. Tentunya dari kelas X sampai kelas XII.

“Persentase pembelajaran dari kelas X sampai kelas XI sebanyak 70 persen praktek dan 30 persen teori. Sedangkan kelas XII hanya mengulang serta mendalami dan sudah harus paham karena hampir 100 persen praktek,” lanjutnya lagi.

Biar lebih spesifik soal kurikulum Teknik Sepeda Motor ini, nyok kita ajak curhat Bidang Kurikulumnya.

Terbukti kurikulum yang diberikan di SMK Walang Jaya, selain dari Dinas Pendidikan juga disisipi kurikulum pabrikan Yamaha. “Kurikulum bisa saling melengkapi, namun acuan yang utama dari Dinas Pendidikan,” seru  Gatot Edi Sabekti dari Bidang Kurikulum SMK Walang Jaya.

Biar lebih mudah dimengerti langsung saja kita paparkan pembelajaranya. “Untuk manajemen bengkel itu merupakan tambahan dari Yamaha, karena agar sejalan dengan ketetapan Negara soal Kurikulum yang berkarakter dan berwawasan wirausaha,” kata Gatot.

Siswa dinyatakan naik kelas atau lulus harus menguasai minimal 75 persen materi. Atau biasa disebut Kriteria Ketuntasan Minimal 75 (KKM 75).  (motorplus-online.com)