Pada sistem pembakaran di mesin diesel saat ini, sudah dilengkapi alat bernama exhaust gas recirculation (EGR), yang mengatur sirkulasi gas buang kembali ke dalam ruang bakar.
EGR sejatinya difungsikan untuk menekan kadar nitrogen oksida (NOx) yang terkandung pada emisi gas buang, lantaran dalam jangka waktu panjang akan sangat berbahaya bagi lingkungan hidup termasuk kesehatan tubuh manusia.
Seperti yang membekali mesin diesel 4D56 berkapasitas 2.500 cc DOHC Commonrail Turbocharged and Intercooled, 4 silinder segaris bawaan Mitsubishi Pajero Sport. EGR yang terdiri atas katup (valve) yang digerakkan secara elektonis ini akan mengisap sebagian dari gas buang kemudian mengalirkan kembali ke dalam ruang bakar melalui saluran intake.
Namun bagi sebagian pemilik Pajero Sport, fungsi EGR kerap dikeluhkan lantaran ikut memicu ketebalan jelaga asap knalpot (Gbr.1). Menurut Wedha, faktor kualitas solar yang buruk dengan PPM (part per million) tinggi, justru akan menimbulkan timbunan kerak di EGR valve-nya. "Efeknya bisa membuat performa mesin jadi drop," jelas founder sekaligus ketua dari Indo Pajero Community (IPC) ini.
Tak heran kalau banyak pemilik Pajero Sport yang tak memfungsikan lagi fungsi dari EGR ini. "Banyak kok yang sudah menutup saluran di EGR-nya, supaya asap knalpot lebih bersih," tandas Wedha lagi (Gbr.2).
Konsekuensinya, memang akan menjadikan kadar NOx lebih tinggi dari kondisi standarnya. Namun dapat meningkatkan performa mesin. Karena bisa membuat tarikan mesin lebih enteng dan responsif. "Peningkatan tenaga mulai terasa di atas 2 ribu rpm, tapi tidak terlalu signifikan karena hanya terasa ketika akselerasi saja (Gbr.3)," jelas Dede dari bengkel resmi Mitsubishi di Kebon Jeruk, Jakbar.
Solusi terbaik jika tak ingin fungsi EGR menurun, saran Dede, selalu rutin membersihkan EGR valve berikut pipanya setiap 10 ribu km atau 6 bulan sekali. "Bisa juga dengan membejek gas lebih dalam saat akselerasi. Supaya putaran mesin lebih tinggi, yang otomatis ikut membuang jelaga yang tersisa di saluran gas buang di saluran," terang Dede (Gbr.4). (mobil.otomotifnet.com)
EGR sejatinya difungsikan untuk menekan kadar nitrogen oksida (NOx) yang terkandung pada emisi gas buang, lantaran dalam jangka waktu panjang akan sangat berbahaya bagi lingkungan hidup termasuk kesehatan tubuh manusia.
Seperti yang membekali mesin diesel 4D56 berkapasitas 2.500 cc DOHC Commonrail Turbocharged and Intercooled, 4 silinder segaris bawaan Mitsubishi Pajero Sport. EGR yang terdiri atas katup (valve) yang digerakkan secara elektonis ini akan mengisap sebagian dari gas buang kemudian mengalirkan kembali ke dalam ruang bakar melalui saluran intake.
Tak heran kalau banyak pemilik Pajero Sport yang tak memfungsikan lagi fungsi dari EGR ini. "Banyak kok yang sudah menutup saluran di EGR-nya, supaya asap knalpot lebih bersih," tandas Wedha lagi (Gbr.2).
Konsekuensinya, memang akan menjadikan kadar NOx lebih tinggi dari kondisi standarnya. Namun dapat meningkatkan performa mesin. Karena bisa membuat tarikan mesin lebih enteng dan responsif. "Peningkatan tenaga mulai terasa di atas 2 ribu rpm, tapi tidak terlalu signifikan karena hanya terasa ketika akselerasi saja (Gbr.3)," jelas Dede dari bengkel resmi Mitsubishi di Kebon Jeruk, Jakbar.
Solusi terbaik jika tak ingin fungsi EGR menurun, saran Dede, selalu rutin membersihkan EGR valve berikut pipanya setiap 10 ribu km atau 6 bulan sekali. "Bisa juga dengan membejek gas lebih dalam saat akselerasi. Supaya putaran mesin lebih tinggi, yang otomatis ikut membuang jelaga yang tersisa di saluran gas buang di saluran," terang Dede (Gbr.4). (mobil.otomotifnet.com)