Tinjauan Safety Dibalik Kebakaran Nissan Juke

billy - Senin, 19 Maret 2012 | 16:02 WIB

(billy - )


Sampai setelah jenasah Olivia Dewi (pengemudi Nissan Juke, B 60 GOH) dimakamkan awal minggu ini, untuk sementara polisi menetapkan penyebab kecelakaan adalah human error. Manusia, sebagai pemegang kendali atas kendaraan, memang salah satu faktor kunci yang menentukan terjadinya kecelakaan atau tidak. Karena manusia yang mengambil keputusan, tindakan dan akhirnya menentukan selamat atau tidaknya pengendara.

MANUSIA DAN KONTROL

Menurut pakar safety dan defensive driving Jusri Pulubuhu, kecelakaan dapat terjadi karena perilaku tidak aman (Unsafe Act) atau kombinasi dari Unsafe Act & kondisi tidak aman (Unsafe Conditions). Berdasar prinsip tersebut, ia melihat terjadinya kecelakaan Nissan Juke lebih karena faktor Unsafe Act.

Tidak jauh berbeda dengan analisa polisi, penyebab utama kecelakaan adalah faktor manusia dan kontrol. “Manusia memiliki jam biologis atau Circadian Rythim dalam 24 jam, tubuh dengan sendirinya mengatur kapan ia perlu istirahat, kapan dia bugar, kapan dia mengantuk. Dalam kasus Olivia, kecelakaan terjadi pada waktu manusia mengalami kondisi yang tidak bugar,” jelas Jusri, pendiri dan direktur Jakarta Defensive Driving Consulting.

Kondisi tidak bugar ini kemudian berpengaruh pada kemampuan kontrol pengemudi. “Yang paling dasar dari mengemudi adalah faktor manusia terhadap kontrol. Beberapa kontrol yang harus di miliki seorang pengemudi adalah kontrol perilaku, kontrol emosi, kontrol kendaraan,” lanjut Sony Susmana, Director Training Safety Defensive Consulting Indonesia.

Kontrol perilaku berkaitan dengan tanggung jawab pengemudi. Dari soal surat-surat, keselamatan diri, penumpang dan pengguna jalan lain sampai kesa­daran akan kemampuan diri. Termasuk keputusan mengemudi pada jam 3 pagi.

“Setelah jam 12 malam kondisi pengemudi akan mengalami penurunan kemampuan fisik. Walaupun itu tidak dirasakan dengan benar karena kadang kita merasa masih fit. Seperti jarak dan sudut pandang berkurang, refleks melemah, pandangan tidak fokus dan sebagainya,” papar peslalom ini.

GREEN DRIVER

Mengemudi memerlukan kontrol emosi yang baik. Ini berkaitan dengan faktor usia dibawah 20 tahun, mengemudi kurang dari 5 tahun, jam mengemudi kurang dari 50.000 km. “Kategori Green Driver, artinya pengemudi tersebut masih dalam taraf pemula,” kata Sony.

“Kepemilikan SIM baru, jelas yang bersangkutan lack of experience, kurang berpengalaman. Walaupun seseorang berpengalaman belum tentu ia kompeten,” imbuh Jusri.

Pada usia remaja seperti Olivia, biasanya memiliki semangat tinggi namun kadang kurang berpikir jauh. Termasuk ketika menghadapi jalan Sudirman yang lebar, lurus dan lengang pada jam 3 pagi.

“Pada lalu lintas yang kosong di jam 12 malam ke atas, biasanya pengemudi akan lebih memacu kendaraannya. Padahal sebaliknya, dia harus lebih waspada karena pada saat yang sama pengemudi lain pun berfikir seperti itu. Dampak dari benturan yang terjadi pada kecepatan tinggi akan jauh lebih parah baik terhadap obyek statis maupun dinamis,” papar Sony.

Jalan raya adalah fasilitas bersama, jadi jangan pernah berpikir bahwa jalan raya aman. Selain manusia dan kendaraan ada banyak obyek lain yang bisa jadi potensi bahaya. “Dari obyek statik maupun visibility serta cuaca akan selalu berpotensi mengancam kita,” terang Jusri. (mobil.otomotifnet.com)