Transmisi Matik, Perhatikan Kondisi Slang Hawa

billy - Senin, 5 Desember 2011 | 11:02 WIB

(billy - )

 
JAKARTA - Mobil memang tidak dirancang untuk menerjang banjir, tetapi kalau harus melewati jalan yang tergenang air cukup tinggi, apa boleh buat. Enggak mungkin kan harus menunggu air surut. Apalagi genangan air jadi momok bagi pengguna mobil bertransmisi otomatis. Mulai dari mogok hingga harus ganti oli transmisi yang biayanya sampai jutaan rupiah. Sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan, asal memperhatikan kondisi slang hawa transmisi.

JANGAN DIPAKSA
Bagi yang baru punya mobil matik dan belum mengetahui seluk-beluk transmisi matik, ada baiknya mengenal kondisi kendaraannya. Terutama jika di tengah perjalanan menghadapi genangan air atau banjir. "Kalau melewati genangan air yang tingginya kurang dari 1 meter, enggak masalah," kata Eddy Handoko yang menimba ilmu transmisi matik di Australia.

Pemilik bengkel Boss Matic di Jln. Barata Raya No.26, Karang Tengah, Tangsel itu menyebut, perlu diperhatikan itu hose-nya atau lubang hawa. Pada prinsipnya, lubang hawa sudah diberi slang safety ke atas yang lebih tinggi dari mesin.

Slang hawa letaknya 1 meteran dari permukaan jalan. Tergantung ground clearance tipe mobilnya juga, model city car berarti lebih rendah. Mobil penggerak roda belakang posisi lubang hawanya lebih tinggi dibanding penggerak roda depan yang rentan.

Tetapi ada juga beberapa tipe transmisi yang lubang hawanya tidak ada slang atau tutup berupa valve (katup). Tutup ini buat mengeluarkan hawa panas transmisi saat mobil hidup. Ketika berhenti di genangan air, air bisa masuk dari tutup itu.

Mobil lama dan baru tak beda. "Bedanya kalau mobil lama (sudah 10 tahun) pengaman atau valve cover-nya hilang atau pecah, sehingga masuk air," tutur Pak Haji beranak satu. Beberapa orang yang tahu, slang hawa diganti baru dengan lebih panjang.

Kalau kemasukan air, "Buat mobil transmisi matik computerized system, otomatis kelistrikan jadi korsleting, transmisi enggak mau pindah," lanjutnya. Saat itu mobil tidak berhenti. Baru setelah beberapa kilometer timbul indikator gambar gear di dasbor, artinya ada masalah  kelistrikan.

Yang tidak computerized, perpindahan gigi yang biasanya lembut akan terasa bunyi ‘jeduk...'. Kalau dipaksa terus akhirnya selip, biasanya kampas aus, mau tak mau turun transmisi. Jasa biaya turun transmisi sekitar Rp 1,5 juta, jika sama part-nya Rp 4 jutaan.

Setelah mengarungi kubangan air sebaiknya cek oli transmisi. "Kalau masih berwarna merah bening, enggak masalah. Kalau agak keruh berarti sudah masuk air. Tindakan pertama segera di-flushing," jelasnya.

"Selama ini sih enggak ada masalah apa-apa kalau berkendara saat hujan atau lewat genangan air," ucap Fia, warga Pondok Labu, Jaksel, pengguna Toyota Yaris. Kalau  tahu menanganinya, mobil matik memang enggak perlu takut melintas di genangan air.   (mobil.otomotifnet.com)