Obat Batuk Dan Flu Waspadai Efek Samping Ngantuk

billy - Selasa, 29 November 2011 | 09:00 WIB

(billy - )

 
JAKARTA - Flu dan batuk memang musuh berat semua orang. Lebih-lebih buat pengendara mobil dan bikers. Badan lemas, kepala puyeng, hidung mampet, sudah pasti bikin ketahanan dan konsentrasi mengemudi menurun. Sudah begitu, obatnya pun tak bisa sembarangan. Salah pilih obat tak hanya bikin penyakit betah bersarang, tapi juga bikin celaka karena memicu kantuk selagi berkendara.

CTM BIKIN FLY
Sopir dan bikers harus cermat memilih obat flu dan batuk. Penangkal kedua penyakit khas di musim hujan ini biasanya memicu rasa kantuk. Hal ini karena obat batuk dan flu mengandung CTM (Chlorpheniramine Maleate). Ini merupakan elemen yang banyak terkandung dalam obat flu untuk memerangi alergi, rasa gatal akibat batuk yang biasanya menyertai flu.

“Secara klinis CTM bisa menyebabkan rasa kantuk kalau dosisnya mencapai 4 mg,” kata Steffen Kurniawan, Product Manager PT Medifarma Laboratory.

Kandungan CTM dalam obat flu yang dijual bebas di pasaran, umumnya di bawah 4 mg. Tetapi efek obat tidur sifatnya subyektif, berbeda-beda untuk tiap orang. Untuk orang yang sensitif, dosis kecil saja bisa membuat mengantuk. Nah, ini yang berbahaya kalau sampai terjadi pada bikers dan pengemudi. Karena itu, dalam kemasan obat batuk dan flu, terdapat peringatan untuk tidak nyetir atau membawa kendaraan selama mengkonsumsi obat tersebut.

Kantuk atau kurangnya konsentrasi merupakan salah satu penyebab utama kecelakaan. Ditambah kondisi tubuh yang sedang tidak fit. Sakit kepala, tenggorokan, demam atau hidung mampet, makin menambah distraksi atau gangguan konsentrasi bagi seorang pengendara. Situasinya tidak jauh berbeda dengan pengemudi mengantuk karena kelelahan. Kemampuan mengamati lingkungan di sekitar kendaraan, juga merespon dan bereaksi seperti mengerem atau menghindar bisa dipastikan juga menurun. Gara-gara sakit, risiko celaka pun jadi meningkat.

Obat batuk atau flu, memang bisa bikin fly atau mabuk. Mata mengantuk dan otak sulit berkonsentrasi. Tapi sebenarnya bukan itu saja. Kantuk yang menyerang bikers atau pengemudi flu tersebut terjadi karena menurunnya kondisi tubuh. Mengantuk dan lemas adalah mekanisme alami tubuh yang mengisyaratkan mesti istirahat.

"Penderita flu disarankan memang tidak bawa kendaraan," lanjut Steffen. “Cara paling manjur untuk mengatasi ngantuk, ya hanya istirahat, tidur. Tidak ada zat kimia atau obat yang bisa menggantikan kebutuhan istirahat atau tidur,” bilang dr Andreas Prasadja, RPSGP. 

Sakit, jelas bukan kondisi ideal untuk mengemudikan mobil atau motor. "Nyetir, bawa kendaraan merupakan full time job yang menuntut kondisi fisik dan mental prima," imbuh Jusri Pulubuhu, dari Jakarta Defensive Driving Consulting.

Tapi bagaimana bila cuti nyetir atau naik motor tidak memungkinkan? Bila terpaksa, ini bisa diatasi dengan pemilihan obat. Di pasaran, terdapat 2 jenis obat batuk dan flu. Yang menyebabkan kantuk dan sebaliknya, tanpa efek samping tersebut. Sediakan obat flu atau batuk jenis kedua tersebut dalam kotak P3K di mobil atau tas bikers Anda.

Bisa juga dilakukan dengan pengaturan waktu konsumsi obat. Hanya minum obat batuk dan flu yang menyebabkan kantuk pada malam hari menjelang tidur, agar istirahat maksimal. Siang harinya, mengkonsumsi obat yang tidak menyebabkan kantuk. Tapi cara terbaik, istirahat dulu dari jalan raya atau menggunakan sopir selagi sakit. Karena risiko yang dihadapi bukan hanya kantuk, tapi tubuh dan otak yang tidak bisa bekerja maksimal.   (mobil.otomotifnet.com)