Cibitung - Pertumbuhan mobil murah LCGC yang terus meningkat, menimbulkan wacana baru. Dari yang awalnya dihadirkan agar mengurangi BBM subsidi, malahan dianggap menambah pengeluaran BBM subsidi.
Sedari awal, ketika pemerintah menyetujui untuk melancarkan program LCGC, mengungkapkan, kalau nantinya para pengguna mobil murah LCGC nggak boleh minum bensin subsidi (Premium). Kenyataan berbicara lain, malahan pengguna mobil murah cuek menggunakan Premium.
Namun, pemerintah melalui Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, Budi Darmadi mengungkapkan, kalau mobil murah belum pengaruhi BBM subsidi.
"Mobil murah baru menyerap pasar sekitar 1 persen pertumbuhannya, dari total pasar mobil nasional. Jadi belum memengaruhi volume pemakaian BBM bersubsidi,” kata Budi disela peresmian Pusat Suku Cadang Mitsubishi, di Cibitung, Bekasi, Jawa Barat (11/4)
Budi pun memprediksi, kalaupun nantinya pertumbuhan mobil murah terus bertambah, paling besar hanya sampai sekitar 15 persen. Tapi tetap, pemerintah akan tersu mengupayakan agar para pengguna mobil murah menggunakan bahan bakar dengan oktan minimal 92 (Pertamax). (mobil.otomotifnet.com)