"Mustahil bisa kompetitif di MotoGP tanpa motor kencang," ungkap pembalap dari tim NGM Mobile Forward Racing ini. Padahal Aleix turun dengan motor spek Open Class, spesikasi dengan pembatasan ECU berikut softwarenya dari Dorna.
Meski software ECU diatur, tapi open class memiliki berapa kelonggaran seperti kesempatan untuk menggunakan bahan bakar lebih banyak saat balap, punya pilihan ban extra soft dan memiliki jatah mesin lebih banyak dalam setahun dengan kemungkinan riset pacuannya. Keuntungan ini memang sengaja diberikan agar motor non pabrikan juga bisa bersaing di barisan depan.
Dan terbukti ampuh, pembalap berperawakan jangkung 180 cm ini mampu tampil konsisten menjadi yang tercepat selama empat kali sesi free practice di seri Losail Qatar. Apes saat kualifikasi Aleix hanya bisa berada di posisi kesepuluh karena terjatuh.
Sedang motor Open Class yang digunakan Aleix sendiri merupakan buatan Yamaha yang dikembangkan dari YZR-M1 tim pabrikan. "Motor ini mirip dengan motor yang pakai Lorenzo tahun 2012, mesin dan rangkanya mirip," beber pemilik nomor start 41 ini.
Tapi kenapa Aleix bisa lebih kencang dari Colin Edwards rekan satu timnya yang notabene menggeber motor sama dan kaya pengalaman. "Mungkin saya lebih muda dan agresif," ungkap pemakai helm dengan tulisan 41_eix di belakangnya. (otosport.co.id)
Semoga saat balap nanti dewi fortuna berpihak padanya! (otosport.co.id)