Sebab jika itu memang dilakukan oleh penyelenggara (dalam hal ini Honda), bisa dipastikan biaya akan membengkak 2 hingga 3 kali lipat. Mengingat ini adalah kelas baru dan juga mengadopsi teknologi mesin yang baru pula.
“Ya puyeng lah, kalo harga beli motornya mungkin masih bisa dinegosiasikan, tapi harga komponen jika motor terjatuh dan mengalami kerusakan itu yang pastinya bikin sesak. Paling tidak kita harus menyiapkan dana lebih. Belum lagi memikirkan gaji pembalap. Syukur-syukur kalau ada sponsor tambahan dan aliran dana juga bertambah. Tapi kalau ditalangin sendiri, ya makin puyeng lah!” protes Jimmy S Winata, empunya tim Honda Wahana Dunia Motor.
Bagi tim-tim dengan aliran dana besar dan juga mendapat sokongan dari Honda seperti tim Astra Motor Racing Team, mungkin tidak jadi masalah besar. Sebab mereka pasti akan didukung penuh oleh donatur mereka.
“Ya kita sebagai tim sih enggak ada masalah. Kalau memang kelas itu mau dibuka musim depan ya kami akan ikut. Tapi tentang bagaimana wacananya, saya juga tidak tahu persis. Memang rumornya akan digelar, namun regulasi teknis kami juga belum tahu. Ya kalau memang motor disiapkan dari Honda malah lebih bagus, pembalap tinggal membuktikan talenta mereka saja,” sambut Benny Djati Utomo, bos tim Astra Motor Racing Team.
Beruntung PT. AHM cukup cerdik menggunakan pilihan untuk membalap di kelas tersebut. "Motor kami siapkan lah, jadi pembalap tinggal ngegas saja," celetuk Anggono Iriawan, Manager Safety Riding & Motorsport PT. AHM.
Sekarang, masalah tim tinggal mencari pembalap yang pas untuk mereka rekrut di kelas tersebut. Lega…! (otosport.co.id)