Gelontoran hadiah motor tiap seri, pernah dilakukan saat event balap matik musim 2011. Tapi dibeberapa wilayah, gelaran tersebut balap tersebut sepi peserta. Bahkan juga pernah, lokasi balapan dipilih yang banyak pengguna skutiknya. Hasilnya setali 3 uang alias sama saja, kalau di luar wilayah Jakarta dan Jabar tetap minim peserta.
Belajar dari musim-musim sebelumnya, Trendypromo Mandira (TM) menyuguhkan format baru di balap matik. Tiap serinya lebih banyak pembalap yang naik podium. “Ada 10 pembalap tercepat yang diambil sebagai pemenang,” kata Helmy Sungkar, juragannya.
Apa yang dilakukan itu, membuat banyak piala yang bisa didapat oleh 1 tim. Dalam 1 event saja, tim juara bisa memborong lebih dari 10 piala.
Namun apa yang dilakukan itu, ternyata tetap tidak dilirik oleh peserta ketika balapan berlangsung di Yogyakarta. Sebagian besar peserta yang hadir, merupakan pemain tetap yang memburu poin di matic race bikinan TM.
“Dengan adanya jalur penjenjangan di kelas bebek, membuat pembalap banyak yang lebih fokus ikut serta di ajang tersebut. Sehingga balap matik enggak dilirik,” analisa Bram Prasetya.
Selanjutnya rider CLD Empush Jet Up Apry Yostar itu bilang, ditambah lagi dengan ditiadakannya kelas kejurnas MP7 (Matik 130 cc). Makin membuat greget balap matik berkurang.
Bahkan Honda Racing Championship yang menggelar kelas Matic 130 cc, tim-tim yang ikut enggak nampak di gelaran matik race. Kalaupun ada, hanya sambil lalu saja dan enggak ikut full seri.
“Kita memanfaatkan balap matic untuk mengukur seberapa jauh riset mesin matik yang sudah dilakukan. Tentu untuk persiapan HRC tahun mendatang,” tutur Deddy Kuncoro, Honda Aries Putra NHK Federal Oil Corsa.
Ternyata melonjaknya penjualan skutik dibeberapa daerah, enggak bisa dijadikan patokan dalam urusan racing. Perlu digali lagi kreatif anyar buat meramaikan balap matik. (otosport.co.id)