Aturan red flag yang berlaku di World Superbike Championship (WSBK) seri Inggris (5/8) lalu, rupanya masih menyimpan kekecewaan besar dari Eugene Laverty. Pembalap asal Irlandia itu merasa bahwa aturan red flag yang diberlakukan oleh direktur balap di WSBK Inggris tidak sesuai dengan urutan pembalap hasil akhir saat bendera merah dikibarkan.
Dimana direktur balap mengambil urutan pembalap di lap 8, sementara red flag berkibar di lap 10. Laverty merasa hal ini tidak adil baginya, sebab upayanya di 2 lap terakhir itu jadi sia-sia. Ia kehilangan posisi podium karena Jakub Smrz yang terjatuh di akhir lap 8, juga mendapat posisi finish podium.
“Seharusnya saya berada di atas posisi podium di tiga seri terakhir, tapi dengan alasan sesuatu dan lain hal, saya harus kehilangan posisi tersebut. Ketika Jakub Smrz dan Loris Baz melakukan kesalahan, dua lap berikutnya dikibarkan bendera merah. Tapi regulasi baru red flag membuat pembalap yang sudah terjatuh berkesempatan meraih kembali posisi terakhirnya. Hal ini tentu sangat merugikan pembalap yang lain,” kesal Laverty.
“Saya sudah memperingati penyelenggara balapan, bahwa ini adalah ide buruk. Bagaimanapun saya merasa penyelenggara membuat kesalahan dalam hal ini, sebab mereka menempatkan Smrz yang sudha terjatuh 2 lap sebelumnya di posisi podium. Seharusnya hal-hal seperti itu tidak terjadi lagi untuk seri-seri selanjutnya,” geramnya.
Hal lain yang juga dirasakan oleh Laverty adalah manipulasi hasil balap yang bisa saja menguntungkan pembalap tertentu. Kondisi seperti ini bisa merusak kepercayaan pembalap dan tim pada penyelenggara. Semoga tidak terjadi lagi hal seperti itu di seri berikutnya. (otosport.co.id)
Dimana direktur balap mengambil urutan pembalap di lap 8, sementara red flag berkibar di lap 10. Laverty merasa hal ini tidak adil baginya, sebab upayanya di 2 lap terakhir itu jadi sia-sia. Ia kehilangan posisi podium karena Jakub Smrz yang terjatuh di akhir lap 8, juga mendapat posisi finish podium.
“Seharusnya saya berada di atas posisi podium di tiga seri terakhir, tapi dengan alasan sesuatu dan lain hal, saya harus kehilangan posisi tersebut. Ketika Jakub Smrz dan Loris Baz melakukan kesalahan, dua lap berikutnya dikibarkan bendera merah. Tapi regulasi baru red flag membuat pembalap yang sudah terjatuh berkesempatan meraih kembali posisi terakhirnya. Hal ini tentu sangat merugikan pembalap yang lain,” kesal Laverty.
“Saya sudah memperingati penyelenggara balapan, bahwa ini adalah ide buruk. Bagaimanapun saya merasa penyelenggara membuat kesalahan dalam hal ini, sebab mereka menempatkan Smrz yang sudha terjatuh 2 lap sebelumnya di posisi podium. Seharusnya hal-hal seperti itu tidak terjadi lagi untuk seri-seri selanjutnya,” geramnya.
Hal lain yang juga dirasakan oleh Laverty adalah manipulasi hasil balap yang bisa saja menguntungkan pembalap tertentu. Kondisi seperti ini bisa merusak kepercayaan pembalap dan tim pada penyelenggara. Semoga tidak terjadi lagi hal seperti itu di seri berikutnya. (otosport.co.id)