Ada banyak perubahan regulasi di Kelas Supersport ajang Asia Road Racing Championship tahun ini. Paling mencolok keberadaan radiator besar dan ban balap. Awalnya radiator yang diperbolehkan adalah radiator bawaan pabrik. Setelah lama peraturan ini diterapkan, tahun ini setiap tim diperbolehkan untuk menggunakan radiator yang didesain untuk balap. Yang punya ukuran lebih besar dari ukuran radiator standar.
Keberadaan radiator ini tidak akan menambah kecepatan motor, tapi hanya membantu pembalap dalam mengatur suhu mesin agar tidak overheat dan kehilangan tenaga. Mengingat motor ini digunakan untuk balap, sehingga mesin sering digeber di rpm tinggi yang membuat suhu mesin cepat panas.
"Radiator ini sangat membantu pembalap dalam memanajemeni mesin. Mesin akan mengalami panorama kinerja jika mengalami overheat. Tidak itu saja, mesin juga akan jebol jika dipaksakan. Dengan adanya radiator besar ini kerja pembalap dimudahkan. Temperatur mesin yang biasanya sampai dengan 108 derajat celcius kini berkurang, maksimal mencapai 83 derajat celcius. Pembalap pun dapat terus memacu motor tanpa harus berpikir strategi untuk menjaga suhu mesin," jelas salah satu mekanik Yamaha Indonesia Racing Team (YIRT).
Regulasi ban pun ikut berubah yang tadinya hanya diperkenankan satu jenis ban, yang bisa digunakan untuk dua kondisi basah dan kering. Berbeda dengan tahun ini, yang disediakan ban khusus basah dan kering.
Tapi sayang karena keterbatasan ban basah justru bukan milik motor 600 cc, karena memang ukuran ban lebih kecil. "Ban basah ini punya ukuran lebih kecil. Yang idealnya digunakan untuk motor 250 cc. Jika ban kering punya ukuran 180/55R17, ban basah justru 165/55R17. Yang berarti tidak cukup lebar untuk motor 600 cc,” ujar Benny Djati selaku team director YIRT. (otosport.co.id)
Keberadaan radiator ini tidak akan menambah kecepatan motor, tapi hanya membantu pembalap dalam mengatur suhu mesin agar tidak overheat dan kehilangan tenaga. Mengingat motor ini digunakan untuk balap, sehingga mesin sering digeber di rpm tinggi yang membuat suhu mesin cepat panas.
"Radiator ini sangat membantu pembalap dalam memanajemeni mesin. Mesin akan mengalami panorama kinerja jika mengalami overheat. Tidak itu saja, mesin juga akan jebol jika dipaksakan. Dengan adanya radiator besar ini kerja pembalap dimudahkan. Temperatur mesin yang biasanya sampai dengan 108 derajat celcius kini berkurang, maksimal mencapai 83 derajat celcius. Pembalap pun dapat terus memacu motor tanpa harus berpikir strategi untuk menjaga suhu mesin," jelas salah satu mekanik Yamaha Indonesia Racing Team (YIRT).
Regulasi ban pun ikut berubah yang tadinya hanya diperkenankan satu jenis ban, yang bisa digunakan untuk dua kondisi basah dan kering. Berbeda dengan tahun ini, yang disediakan ban khusus basah dan kering.
Tapi sayang karena keterbatasan ban basah justru bukan milik motor 600 cc, karena memang ukuran ban lebih kecil. "Ban basah ini punya ukuran lebih kecil. Yang idealnya digunakan untuk motor 250 cc. Jika ban kering punya ukuran 180/55R17, ban basah justru 165/55R17. Yang berarti tidak cukup lebar untuk motor 600 cc,” ujar Benny Djati selaku team director YIRT. (otosport.co.id)