Rio Saputro dari P-Five GT Radial Top 1 menunjukkan performa yang tak bisa dibilang kacangan saat berlaga di ajang kejuaraan nasional GT Car Championship di Sirkuit Sentul (2-3/7) silam. Pasalnya, dengan usia yang terbilang muda (menuju 20 tahun) sudah mampu berjibaku melawan para seniornya.
Selain itu, para senior tersebut sudah memiliki jam terbang lebih tinggi dibanding dirinya. Fitra Eri (Honda Bandung Center Oto) dan Alvin Bahar (Honda Fastron Racing Team) yang mampu dilawannya sudah mulai balap mobil turing sejak medio 1990-an, sedang Rio baru memasuki tahun ke-3 dirinya balap di Sentul.
"Dia memang kalau punya keinginan terus dikejar dan ngotot," komentar Anang Boedihardjo, sang ayah. Semakin terlihat matang saat Rio mampu berada di depan Alvin Bahar untuk beberapa lap, mengambil alih posisi Fitra dan menempel ketat Haridarma Manoppo (Honda Jakarta Center Petronas).
Tak hanya kiprahnya yang semakin matang saja, namun jika dibanding pembalap lainnya, Rio tergolong tim privateer yang harus melawan tim-tim dealer Honda, yang notabene merupakan tim besar. "Bertarung bersama mereka bikin pengalaman tambah banyak. Mobil-mobilnya kencang dan racing line yang dipakai cukup rapi. Walaupun beberapa kali sempat senggolan, tapi cukup puas dengan pertarungannya," ucap Rio.
Sayang, di beberapa lap akhir saat berlangsung seri 3, posisinya harus melorot dan finish di posisi 6. (otosport.co.id)
Selain itu, para senior tersebut sudah memiliki jam terbang lebih tinggi dibanding dirinya. Fitra Eri (Honda Bandung Center Oto) dan Alvin Bahar (Honda Fastron Racing Team) yang mampu dilawannya sudah mulai balap mobil turing sejak medio 1990-an, sedang Rio baru memasuki tahun ke-3 dirinya balap di Sentul.
"Dia memang kalau punya keinginan terus dikejar dan ngotot," komentar Anang Boedihardjo, sang ayah. Semakin terlihat matang saat Rio mampu berada di depan Alvin Bahar untuk beberapa lap, mengambil alih posisi Fitra dan menempel ketat Haridarma Manoppo (Honda Jakarta Center Petronas).
Tak hanya kiprahnya yang semakin matang saja, namun jika dibanding pembalap lainnya, Rio tergolong tim privateer yang harus melawan tim-tim dealer Honda, yang notabene merupakan tim besar. "Bertarung bersama mereka bikin pengalaman tambah banyak. Mobil-mobilnya kencang dan racing line yang dipakai cukup rapi. Walaupun beberapa kali sempat senggolan, tapi cukup puas dengan pertarungannya," ucap Rio.
Sayang, di beberapa lap akhir saat berlangsung seri 3, posisinya harus melorot dan finish di posisi 6. (otosport.co.id)