|
OTOMOTIFNET - Berawal dari obrolan di salah satu basecamp Nusantara Challenge of Indonesia di NTB Januari 2008 silam, lahirlah ide menyusuri garis khatulistiwa di pulau Kalimantan,” cerita Justinus Sjahlim, salah satu pendiri Cheetah Off-road Club, pelaksana event ini. Ide itu lalu diseriusi oleh IOF lantas berkolaborasi dengan Pemda Kalimantan Timur.
Setelah survei jalur selama 38 hari, event Borneo Equator Expedition (BEE) inipun bergulir pada 6-20 Desember 2009 lalu. Menurut Syamsir Alam, event director, jalur yang ditempuh ini tak sanggup ditembus oleh rombongan Camel Trophy pada 1996 silam.
PESERTA INTERNASIONAL
Kali ini peserta tak hanya berasal dari seluruh penjuru Tanah Air, tapi juga dari Amerika, Australia, Belanda dan Italia. Peserta dari Amerika, Shannon Bushman, boyong kendaraan unik, sebuah UTV (Utility Terrain Vehicle) bermerek Polaris. UTV ini semacam ATV, tapi formatnya mirip mobil biasa, ada roda kemudi dan joknya di berdampingan kiri-kanan.
Ada juga Allan dan Karen McMullen, pasangan off-roader Australia. Bawa Jeep JK diesel. Istimewanya Karen-lah yang menjadi driver sepanjang ekspedisi ini. Allan hanya memandu di bagian yang sulit dan bantu saat recovery. Ya, total partisipan ada 30 jip 4x4 dan 6 motor.
Ekspedisi dimulai dari Pontianak, lalu menyusuri garis khatulistiwa, ke Kalimantan Tengah, lalu finish di Samarinda. Rencana awalnya, finish dilakukan di Bontang. Tapi karena beratnya medan yang dilalui, jadwal jadi molor dan beberapa jalur terpaksa dipangkas. Event yang juga didukung Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata ini lahap sekitar 2.500 km. Jalur aspal hanya 300 km.
Salah satu jalur di area bekas logging. beruntung tanahnya kering, bila sampai hujan, trek ini bakal sulit dilalui | Peserta motor tak menggunakan winch, sehingga membutuhkan teknik recovery berbeda. kali ini, secara manual alias di tarik |
Salah satu Ford Ranger yang ikut ekspedisi. meski spesifikasinya nyaris standar, tapi sanggup meloloskan diri dari rintangan paling berat sekalipun | Ritual beres-beres kepah pagi hari. peranan setiap anggota berbeda-beda, semua demi menepati jadwal berangkat rombongan yang di patok setiap jam 8 pagi |
SENGAT TAWON
Di luar medan off-road yang luar biasa lengkap, BEE 2009 juga kasih pengalaman berinteraksi dengan tawon dan lebah lokal. “Ada lima jutaan deh,” ujar Al Arthur Muhtar, yang lebih dikenal sebagai Bucek Depp.
Artis yang juga pehobi kegiatan luar ruang itu boleh bernada canda, tapi ia tak lepas dari fakta. Jalur yang dilalui jamak dihuni tawon tanah serta lebah hutan. Tak ada satu peserta pun yang tak tersengat. Minimal 5 sengatan per orang.
“Sebenarnya, kalau dibiarkan menempel sih tak bakal menyengat. Tapi, karena jumlahnya banyak, mereka suka menyelip di sela-sela pakaian, lalu terjepit. Saat itulah mereka menyengat,” tutur Rayza Adhyatama.
Land Rover Defender yang dikemudikan Drs.Roesmanhadi. meski sempat bermasalah dengan tie-rod, namun sanggup finish tanpa kendala berarti. |
Saat pertama menjumpai pengguna motor trail Yamaha WR itu, setengah badannya bertabur luka bekas sengatan tawon dan gigitan nyamuk.
Di akhir petualangan, karena beratnya medan, jumlah peserta yang finish menyusut. Tercatat hanya 18 mobil, dan 5 motor, termasuk Shannon dengan UTV-nya.
Ini termasuk rombongan support car yang terdiri dari 2 unit Ford Ranger dan sebuah Ford Everest, semuanya lansiran 2009 dan dalam kondisi nyaris standar bila dibandingkan peserta lain.
Sebagai catatan, ini kali kedua Ford berpartisipasi dalam ekspedisi off-road. Yang pertama pada 2008, melintasi Bali-NTB.
Penulis/Foto: Fab / Fab