Setting Performa Stage I, Nyaman Buat Harian!

Editor - Minggu, 17 Oktober 2010 | 09:10 WIB

(Editor - )


Piston jenong, mutlak meski untuk harian

OTOMOTIFNET - Meningkatkan performa mesin, boleh dibilang menjadi cita-cita sebagian besar pengguna motor. Termasuk pemilik Honda Supra X 125 atau Karisma 125 yang masih digunakan untuk sehari-hari sekali pun.

Tentunya, tak sama dengan persiapan tunggangan untuk adu kencang di sirkuit, peningkat performa ini mesti tetap mengutamakan kenyamanan di jalan dan kocek pun tak terkuras terlalu dalam tentunya.

Jika dikategorikan, tentunya modifikasi ini tergolong dalam stage 1 atau tingkatan awal saja. Memang yang dilakukan sudah lebih dari sekadar mengganti knalpot dan mengatur jetting karburator, tetapi syaratnya masih tetap bisa digunakan untuk sehari-hari dan tidak merepotkan penggunanya.

Jadi, tak serumit menggunakan tunggangan balap, yang mungkin untuk stasioner pun agak susah dan menghidupkannya perlu ‘trik’ tersendiri dari sang mekanik. Nah, kali ini masih seperti standar, tetapi performanya sudah lebih baik dari bawaan pabrik.

Seperti apa saja oprekan yang masih bisa digunakan untuk harian ini? Tergolong modifikasi ringan, tidak menjamah jeroan kepala silinder terlalu banyak, cukup dilakukan porting-polish saja pada saluran masuk dan buang, agar suplai bahan bakar dan udara masuk dan penyaluran gas buang bisa lebih lancar. Rata-rata dipatok harga Rp 250 ribuan untuk jasa ini.
Lantas, dilanjutkan dengan menggunakan piston jenong, 


Busi iridium bisa jadi pilihan pemantik api

Beberapa spuyer jadi pilihan

“Enggak perlu diameter lebih besar, pakai yang jenong saja agar kompresinya naik,” tutur Dodo dari Dodo Motor di kawasan Ciledug Raya, Ciledug, Tangerang, Banten. Biasanya, pilihan piston untuk Supra X 125 dan Karisma 125 adalah Izumi yang dilego sekitar Rp 150 ribu. Dengan kompresi lebih tinggi pembakaran pun lebih baik.

Lantas sektor pengapian juga bisa saja dibenahi, namun jika tidak mengganti koil pun tidak apa-apa. Bisa saja mengganti CDI yang mampu memberikan kurva pengapian dengan mapping lebih lengkap di berbagai putaran mesin. “Bisa menggunakan CDI BRT Neo dualband,” ungkap Tomy Huang dari BRT di Cibinong, Bogor. Menurut Tomy, CDI ini dilego Rp 450 ribu.

Dengan begini tentunya performa mesin sudah meningkat, apalagi memang umumnya knalpot pun sudah diganti terlebih dahulu oleh pemiliknya, sebagai langkah paling awal.

Nah, ada lagi sebenarnya yang bisa dilakukan agar tarikan lebih baik saat berakselerasi. Dengan mengganti per kopling dengan tipe racing yang membuat cengkeraman kampas kopling lebih baik. “Bisa juga dengan mengganjal selembar kampas kopling bekas,” tutur Sutrisno. Otomatis biayanya pun lebih murah, namun pasti tarikan sudah berbeda dibandingkan hanya mengandalkan per kopling standar.

Karena masih tergolong tingkat pertama, modifikasi karburator sebenarnya tak mesti dilakukan, cukup menaikkan saja spuyernya. “Bisa dinaikkan satu step dari standar, misal awalnya 350 jadi 375 untuk pilot jetnya,” kata pak Tris, sapaan Sutrisno.

Tetapi, kalau memiliki budget lebih, bisa juga mengganti karburator dengan diameter venturi lebih besar, seperti menggunakan Keihin PE 28 atau Mikuni 26. Tentunya perlu rogoh kocek lebih dalam lagi, sekitar Rp 500 ribuan.
Dengan begini, penggunaan harian pun bisa lebih nyaman dengan performa yang meningkat.


Penulis/Foto: Ben / Salim