Otomotifnet.com - Sering kita dengar istilah grade pada oli sepeda motor. Tapi tahukah sekalian yang dimaksud grade itu apa dan bagaimana cara membacanya? Dari pada menebak-nebak, yuk tanyakan langsung pada ahlinya!
Menurut Budiman Moerdijat, GM External Affairs & Communacation PT Shell Indonesia (SI) yang disampaikan via email, yang dimasud grade di sini adalah spesifikasi performa atau viskositas dari sebuah oli.
“Setiap OEM (pabrikan mesin) telah melakukan pengujian mesin kendaraan yang mereka produksi dengan mengacu pada standar dunia yang telah ada; API (American Petroleum Institute) Service maupun JASO (Jepang),” terang Buyung, sapaan akrab Budiman.
Untuk motor, grade yang tersedia bila mengacu pada API Service, kodenya mulai dari SA hingga SM. Di tengah-tengahnya ada SF, SG, SH, SJ, SL dan lainnya. Sementara kalo mengacu pada standar JASO, untuk mesin 2-Tak dimulai dari kode FA – FD. Sedang JASO untuk mesin 4-Tak baru ada MA dan MB.
“Mutu sebuah oli berdasarkan standar API, ditunjukkan oleh tingkatan huruf di belakangnya. Misalnya API Service SL, kode S (Spark) menandakan pelumas mesin untuk bensin. Kode huruf kedua mununjukkan nilai mutu oli tersebut,” ujar Sarwono Edhi, Technical Service Training Manager PT Astra Honda Motor (AHM).
Semakin mendekati huruf Z, lanjut Edhi, mutu oli tersebut akan semakin baik dalam melapisi komponen dengan lapisan film dan semakin sesuai dengan kebutuhan mesin modern. Artinya, ada kode API yang diperuntukkan buat mesin-mesin keluaran tahun tertentu.
“Kode SF/SG/SH untuk jenis mesin kendaraan produksi 1980-1996. Sementara SJ, buat jenis mesin kendaraan produksi 1996 – 2001. Sedang kode SL, untuk jenis mesin kendaraan produksi 2001 hingga sekarang,” jelas Edhi via email. Lantas apa dampaknya bila pakai oli mesin dengan grade yang tidak sesuai?
“Penggunaan spesifikasi yang lebih rendah akan mengurangi performa kendaraan. Pabrikan (OEM) tentunya mengerti secara detail equipment yang dibuatnya. Sehingga bila kita tidak memenuhinya, maka tidak akan memperoleh feature maupun benefit atau bahkan mungkin bisa menyebabkan penurunan kinerja mesin kendaraan,” jelas Buyung.
Makanya, saat memilih pelumas, sangat dianjurkan untuk memperhatikan tahun produksi motor Anda dan grade oli yang dianjurkan oleh pabrikannya.
“Oli dirancang untuk mesin tertentu yang disesuaikan dengan toleransi celah antar part, suhu yang bekerja serta beban kerja dari mesin tersebut. Apabila grade oli tersebut tidak sesuai, dikhawatirkan bisa berpegaruh terhadap kinerja dari mesin tersebut,” tukas Edhi.Jadi, jangan asal main tuang olinya ya!.
Menurut Budiman Moerdijat, GM External Affairs & Communacation PT Shell Indonesia (SI) yang disampaikan via email, yang dimasud grade di sini adalah spesifikasi performa atau viskositas dari sebuah oli.
“Setiap OEM (pabrikan mesin) telah melakukan pengujian mesin kendaraan yang mereka produksi dengan mengacu pada standar dunia yang telah ada; API (American Petroleum Institute) Service maupun JASO (Jepang),” terang Buyung, sapaan akrab Budiman.
Untuk motor, grade yang tersedia bila mengacu pada API Service, kodenya mulai dari SA hingga SM. Di tengah-tengahnya ada SF, SG, SH, SJ, SL dan lainnya. Sementara kalo mengacu pada standar JASO, untuk mesin 2-Tak dimulai dari kode FA – FD. Sedang JASO untuk mesin 4-Tak baru ada MA dan MB.
“Mutu sebuah oli berdasarkan standar API, ditunjukkan oleh tingkatan huruf di belakangnya. Misalnya API Service SL, kode S (Spark) menandakan pelumas mesin untuk bensin. Kode huruf kedua mununjukkan nilai mutu oli tersebut,” ujar Sarwono Edhi, Technical Service Training Manager PT Astra Honda Motor (AHM).
Semakin mendekati huruf Z, lanjut Edhi, mutu oli tersebut akan semakin baik dalam melapisi komponen dengan lapisan film dan semakin sesuai dengan kebutuhan mesin modern. Artinya, ada kode API yang diperuntukkan buat mesin-mesin keluaran tahun tertentu.
“Kode SF/SG/SH untuk jenis mesin kendaraan produksi 1980-1996. Sementara SJ, buat jenis mesin kendaraan produksi 1996 – 2001. Sedang kode SL, untuk jenis mesin kendaraan produksi 2001 hingga sekarang,” jelas Edhi via email. Lantas apa dampaknya bila pakai oli mesin dengan grade yang tidak sesuai?
“Penggunaan spesifikasi yang lebih rendah akan mengurangi performa kendaraan. Pabrikan (OEM) tentunya mengerti secara detail equipment yang dibuatnya. Sehingga bila kita tidak memenuhinya, maka tidak akan memperoleh feature maupun benefit atau bahkan mungkin bisa menyebabkan penurunan kinerja mesin kendaraan,” jelas Buyung.
Makanya, saat memilih pelumas, sangat dianjurkan untuk memperhatikan tahun produksi motor Anda dan grade oli yang dianjurkan oleh pabrikannya.
“Oli dirancang untuk mesin tertentu yang disesuaikan dengan toleransi celah antar part, suhu yang bekerja serta beban kerja dari mesin tersebut. Apabila grade oli tersebut tidak sesuai, dikhawatirkan bisa berpegaruh terhadap kinerja dari mesin tersebut,” tukas Edhi.Jadi, jangan asal main tuang olinya ya!.
Grade Oli Berdasarkan Tahun Produksi Mesin | |
API : SF/SG/SH | Untuk mesin kendaraan produksi 1980 - 1996 |
API : SJ | Untuk mesin kendaraan produksi 1996 - 2001 |
API : SL | Untuk mesin kendaraan produksi 2001 - Sekarang |
JASO untuk mesin 2-Tak | kode FA - FD |
JASO untuk mesin 4-Tak | * kode MA untuk mesin bertransmisi girboks |
* kode MB untuk mesin bertransmisi automatic (CVT) |