Biar enggak lupa, mari disinggung sedikit. MEFRIK adalah singkatan dari Modern, Estetika, Fungsional, Rasional Inovasi dan Kreasi. "Motor yang ikutan kontes harus memenuhi enam unsur tadi," buka Nurfil, ketua tim juri IRC-MOTOR Plus Modification Contest 2011.
Selain MEFRIK, penilaian juga didasarkan pada beberapa aspek tambahan. "Yaitu orisinalitas ide, tingkat kesulitan dalam pengerjaan, harmonisasi dan finishing," lanjutnya.
Jadi jangan harap motor yang secara fungsi tidak bisa digunakan bakal menang. Yuk kita cocokan dengan para jawaran di event yang digelar berbarengan dengan Bursa Otomotif Ramadhan, di area Plaza Selatan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta ini.
Jawara pertama kelas Ekstreem MEFRIK, atau kelas paling bebas misalnya. Jatuh pada sebuah Honda CB 100 keluaran tahun 1980 milik Udivisianto. Desainnya klasik dengan ubahan total, rangka hand made dan mesin yang sudah oplosan pakai part Honda Tiger.
Jawara Extreem MEFRIK, modifikasi total tapi tetap fungsional
"Secara fungsi pasti bekerja dengan baik. Motor ini selalu dipakai nongkrong tiap malam minggu. Malah sering dipakai turing juga. Tuh, leher knalpotnya gosong abis turing belum sempat di kroom ulang udah ikutan kontes. Untuk bisa juara," curhat Aya, sang modifikator dari bengkel Puspa Kediri di bilangan Jati Makmur, Pondok Gede.Lanjut mengintip jawara di kelas paling ramai, yaitu kelas sport fashion sport fashion advance. Di kelas ini ubahan memang tidak boleh terlalu ekstreem, tapi harmonisasi wajib hukumnya.
Contohnya pada Kawasaki Ninja 250R milik Lie Leo Gustiawan yang sukses menyabet juara satu. Dibekali kaki-kaki pro arm limbah Ducati, warnanya disesuaikan dengan kelir putih-gold yang ada di bodi. Hasilnya mewah tapi tetap sederhana dan enak dipandang.
Jadi, jangan ikutan MOTOR Plus Modification Contest kalau belum MEFRIK! (motorplus-online.com)