Annual XVIII Jambore Maci Magelang

billy - Jumat, 1 Juli 2011 | 16:03 WIB

(billy - )

 
 Bukan collector item tapi rider item!
Riungan biker di Magelang ini memang istimewa! Magelang chapter sendiri punya andil besar dalam sejarah perkembangan motor antik di Indonesia. Makanya, saat Iwan Adi |Saputra sang kumendan MACI Magelang dan timnya menggelar pesta biker, sedikitnya 2.000 motor lebih hadir di Zona Tri Bhakti, pusat kota Magelang, (25/6).

Suasana Jambore MACI memang khas dan beda dengan riungan biker lainnya. Bukan sekadar pamer motor langka, tapi lebih pada pertemuan keluarga besar yang saling kangen satu sama lain. Nuansa persahabatan sangat kental, jenjang senior dan junior, pemain lama atau pemula tidak ada sekat.

Dalam keragaman colours atau back patch, mereka sama sekali tidak mengalami masalah. Bajak Laut Indonesia, Ol Dog, HDCI, Pemudi’s Surabaya dan ratusan klub lainnya, terlihat akrab dan nyaman dengan satu sama lain.

Semuanya sama saja, para penggila roda dua yang khusus mencintai motor-motor ketagori collector item. Yap, bukan cuma collector lho, tapi lebih tepatnya, rider item!

Cara mereka mencintai motor lawas adalah menungganginya menembus angin dan bukan  disimpan di garasi atau  pajangan semata. Di situ, mata dan telinga nggak pernah istirahat. Sunbeam superlangka melintas dengan anggun, belum lagi Norton Commando, Boneville sampai motor Jepang full orisinal dan dalam keadaan superkinclong macam XS 650 atau Kawasaki Meguro. 

“That’s why I’m  so glad being here,” aku Mr. Glenn Murray, asal Esperance Western Australia, biker die harder yang ikutan hadir didampingi Reka Puji Asmara dari MACI Jogja.

Tentunya bukan cuma dia satu-satunya bule yang hadir. Di antara kerumunan biker banyak terselip turis asing yang mengaku kagum  pada cara biker Indonesia melestarikan tunggangan yang supermahal dan langka untuk ukuran  psychocycle dunia.

Wajar jika MACI Magelang khususnya berbangga karena sukses menyelengarakan gelaran ini.  Hal ini sekaligus juga indikator betapa MACI Indonesia sukses menyimpan salah satu harta karun yang dimiliki bangsa Indonesia.

Untuk soal yang satu ini, pemerintah seharusnya lebih respek lagi membina dan mengayomi mereka dengan langkah yang lebih nyata. Seperti menerapkan kebijakan yang berpihak pada mereka khususnya soal kelengkapan surat menyurat yang masih jadi kendala sebagian besar angggota MACI.

 Stunt rider ala MACI. Spektakuler(kiri). Tamu dan tuan rumah saling tukar cinderamata(kanan).
Tren Kaos Bertema Kartun

Ada yang unik di gelaran Jambore ini. Fesyen atau fashion peturing MACI semakin beragam. Beberapa masih menerap fesyen biker ala outlaws gank dengan jaket kulit jetat, full emblem dan celana ketat. Sebagian dari mereka ada juga yang menganut garage style, kaum sinner atau style ala so-call. Beberapa  rombongan nyaman memakai pakaian khas Indonesia dan berani dengan pede memakai batik atau lurik khas Jawa.

“Tapi anak mudanya cenderung memakai pakaian yang lebih santai dan casual. T-shirt atawa kaos dan celana pendek jadi kecendrungan fesyen yang sedang diminati. Pola t-shirt juga bergeser. Gambar skull alias motif tulang belulang, tengkorak, flame dan bentukan tegas dan gahar, mulai tersaingi dengan gambar yang lebih ‘ceria’ seperti motif kartun,” jelas Aang Hendi dari Outlaws Bikers Specialist Bandung. Ia dan timnya sedang getol membuat kaos tokoh kartun anak kecil yang  bandel dan lucu bernama Tengils.

Sip lah!    (motorplus-online.com)