Helm Double Visor Hindari Pusing Saat Di Pakai

billy - Rabu, 25 Mei 2011 | 18:25 WIB

(billy - )


 Pilih model uv di luar
Fitur
tambahan ultra violet atau uv visor sebenarnya ditujukan untuk mencegah sinar jahat ultra violet masuk menuju mata. Radiasi uv ini bisa berakibat penyakit seperti katarak atau penyakit degeneratif lainnya pada kornea mata. Sebab, visor bening tidak didesain untuk menangkal radiasi ini.

Karena itu, ketika pabrikan helm mendesain model double visor bening dan anti uv, banyak konsumen yang terbantu. “Model uv ini selain bisa mengurangi masuknya radiasi, tampilan juga lebih menarik,” pasti Henry Tedjakusuma, Direktur Marketing PT Tara Kusuma Indah, Produsen helm KYT, INK dan MDS.

Namun begitu, kondisi double visor buat beberapa pengendara bisa menjadi masalah tersendiri. “Terkadang penggunaan terlalu lama double visor malah bisa bikin kepala pusing,” tegas M. Sukmadi, salah seorang pengendara yang ditemui di gelaran Tumple Blek Otobursa 2011, Minggu (22/5). Ia menggunakan salah satu merek helm double visor.

Agus Hermawan dari Juragan Helm juga mengakui kalau model dan bahan dari beberapa helm double visor bisa membuat pengendara merasa pusing. “Terutama buat visor uv yang terletak di bagian dalam visor bening. Sebab, pada uv model ini kaca visornya terlalu melengkung. Dari dalam pengendara terlihat lebih cembung. Itu berkesan kalau obyek jadi lebih dekat,” katanya.

Ia sendiri mengingatkan saat model helm klasik model mata serangga atau Bogo yang beberapa tahun lalu sempat mewabah. Model kaca Bogo ini pun bisa membuat pandangan jadi terlalu melebar. Akibatnya, pemakainya jadi merasa pusing kalau dipakai terlalu lama.

Suyitno, bagian desain dari helm bermerek FOZ ini memberikan beberapa tips untuk memilih model visor. Katanya, kalau bisa bagian uv terletak di depan, sehingga lekukan kaca tidak terlalu besar. “Antara visor dalam dan luar kalau bisa dilihat jaraknya jangan terlalu jauh. Supaya tidak ada efek pembiasan cahaya yang kadang bikin pusing,” bilang Yitno yang berkantor di Pademangan, Jakarta Pusat.

Selain itu, bahan dari visor uv juga mempengaruhi kenyamanan di mata. “Jika bahannya jelek, visor uv malah mudah retak dan akan menyulitkan pengelihatan ketika terpapar sinar matahari langsung,” beber Agus lagi.

Untuk itu, Agus menyarankan, kalau penggunaan motor masih di bawah jam 9 pagi atau di atas jam 4 sore, sebaiknya visor uv ini nggak usah digunakan. Kan, katanya, saat itu, bahaya radiasi uv belum separah saat matahari di siang bolong. Jadi, silakan pakai visor bening. Sementara yang uv, ya di OFF-kan.


 Siram air bersih dan lap lembut
Cara aman memBERSIHkan

Visor uv di bagian luar pun juga punya masalah tersendiri. “Visor sering baret. Apalagi kalau pemakaiannya jorok,” bilang Agus Hermawan, punggawa Juragan Helm.

Untuk itu, ia mewanti pada saat membersihakn kaca helm jangan menggunakan bahan kimia seperti silicon atau wax. “Cukup dengan air bersih. Kalau mau menggunakan sabun, baiknya pakai sabun cair,” pesan Agus lagi.

Juga jangan membersihkan visor dalam kondisi kering. Sebab, butiran debu atau kotoran yang menempel di kaca bisa dengan mudah melukai kaca yang dibuat dari polycarbonate itu. “Meski kaca helm sudah dilapisi anti-scratch atau anti baret, dan anti-fog atau bahkan juga anti-kabut, tetap saja bisa merusak jika terus digerus,” ulas Agus.  (motorplus-online.com)