Denda tilang kenakan maksimal
Penyebab runyamnya persoalan ini banyak faktor. Di antara berbagai faktor tadi, yang sangat penting adalah law enforcement alias penegakan hukum.
“Faktor penyebab kegagalan di antaranya ketidakkonsistenan aparat penegak hukum dalam menegakkan aturan di lapangan,” tegas Rio Octaviano, Ketua Umum Road Safety Association (RSA).
Rendahnya tingkat penegakan hukum berdampak makin rendahnya budaya disiplin berlalu lintas. Pengendara menganggap remeh. Petugas pun juga gamang untuk menindak. Pemerhati masalah pengendara yang juga seorang Dosen Psikologi dan Komunikasi, Agus Firmansyah M.Si mengatakan bahwa saat ini petugas hukum Indonesia dalam keadaan bimbang.
“Di satu sisi mereka juga dituntut untuk kerja profesional. Di sisi lain mereka pun hidup dalam kekurangan. Ketika, mereka diberikan wewenang untuk melakukan tindakan dan ada godaan dari masyarakat yang salah terjadilah penyuapan. Imbasnya, kepercayaan masyarakat kepada aparat jadi rendah,” pasti bapak yang juga Dosen Universitas Indonusa Esa Unggul, Jakarta Barat itu.
“Keberanian petugas kadang dibenturkan dengan persoalan HAM. Padahal menurut saya, kalau petugas menjalankan aturan, yang salah ditindak itu tidak masalah,” bilangnya tegas.
Pihak Kepolisian selalu mengatakan pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk menertibkan di masyarakat. Dan menjadikan aktivitas berkendara menjadi nyaman. “Beragam operasi patuh dan razia telah kami lakukan. Salah satu tujuannya untuk memberikan efek jera kepada masyarakat. Upaya ini akan terus dilakukan oleh pihak Kepolisian,” tegas Irjen Anton Bachrul Alam, Kadiv Humas Polri.
Bapak yang dulu pernah menjabat sebagai Kadispen Polda Metro Jaya ini mengungkapkan, problem jalanan merupakan tanggung jawab bersama. Bukan hanya menjadi tugas khusus kepolisian.
“Tugas polisi selain memberikan sanksi tegas juga mengedukasi bersama semua aparat pemerintah lainnya. Lembaga pendidikan dan juga pabrikan kendaraan bermotor,” tegas Anton lagi.
Memang betul pak! Namun kondisi seperti sekarang ini luar biasa abnormal. Angka korban kecelakaan meninggal makin tinggi, perilaku salah malah jadi kebanggaan. Aturan yang ditegakkan anget-anget tai ayam. Seperti misalnya, lampu yang sudah nggak ON lagi di siang hari, posisi pengendara sekarang sudah tidak di jalur paling kiri. Ini sebagian kecil saja pengendara yang kebablasan.
Sekalipun ada operasi resmi yang secara berkala digelar petugas kepolisian, Road Safety Association (RSA) Indonesia menilai, belum mampu meningkatkan kesadaran berlalu lintas di jalan yang tertib. “Karena itu, Polisi harus lebih tegas dan konsisten dalam melaksanakan penegakan hukum di jalan,” ujar Rio Octaviano Ketua Umum RSA.
Mulai sekarang, petugas kepolisian silakan ditindak langsung para pelanggar itu. Kenakan hukuman maksimal yang diperbolehkan oleh undang undang. Ini akan jadi semacam shock therapy buat mereka yang menggangap aturan untuk dilanggar dan dipermainkan. (motorplus-online.com)