New York - Cacat produksi pada mobil-mobil Toyota yang terjadi di Amerika dan bahkan pasar global sekitar 4 tahun lalu masih berbuntut panjang. Pemerintah Amerika masih terus melakukan penyelidikan. Nah, sebagai "uang damai" Toyota menyiapkan dana sampai Rp 12 triliun.
Dana tersebut akan digunakan sebagai denda dan kompensasi dari recall besar-besaran sebanyak 10,2 juta kendaraan di AS dan 12,4 juta kendaraan di seluruh dunia akibat masalah "percepatan yang tidak diinginkan".
Dengan begitu, National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) diharapkan menghentikan penyelidikan terhadap kasus tersebut. Apalagi badan keselamatan jalan Amerika tersebut juga pernah menemukan adanya kelemahan pada throttle-control atau perangkat lunak pada mobil.
"Toyota terus bekerja sama dengan kantor jaksa AS guna melakukan negosiasi terkait jumlah korban dan dana," kata juru bicara Julie Hamp, seperti dilansir Wall Street Journal, hari ini (12/2)
Masalah tersebut juga mengharuskan Toyota untuk menghadapi ratusan gugatan dan juga class action dari konsumennya. Bahkan, Presiden Toyota, Akio Toyoda sampai dipanggil ke depan kongres AS pada tahun 2010 untuk menjelaskan masalah ini.
"Namun setelah hampir empat tahun sejak penyelidikan ini dimulai, kami telah membuat perubahan mendasar untuk menjadi lebih responsif dan fokus pada pelanggan," tambah Julie. (mobil.otomotifnet.com)