8 Problem Mobil Penguras Kantong: Siap Bikin Bangkrut (Bag.2-Habis)

billy - Selasa, 15 Maret 2011 | 10:05 WIB

8 Problem Mobil Penguras Kantong: Siap Bikin Bangkrut (Bag.2-Habis) (billy - )

Jakarta - Airbag System
Peranti keselamatan pengemudi dan penumpang selain seatbelt yang menjadi kelengkapan standar mobil-mobil zaman sekarang. Ada yang memakai single airbag (di setir) atau dual airbag (di setir dan dasbor).

Airbag yang menyerupai kantung udara atau balon ini, akan keluar secara otomatis dari ‘sarangnya’ (bagian tengah setir) bila sensor pemicu mendapat sinyal untuk mengaktifkan airbag.

Kadang tak perlu benturan ekstrem atau kecelakaan heboh untuk membuat airbag mengembang. Selama sensor pemicu mendapat sinyal akibat benturan ringan sekalipun, airbag juga bisa mengembang.

Kalau sudah terbuka dan cover airbag di setir pecah, tak bisa dilipat lagi atau membeli balon refill. Melainkan harus membeli airbag assembly kit berupa setir berisi balon, sensor-sensor dan electronic control unit airbag seharga Rp 20-30 juta.

Rem ABS (Rp 10-14 Juta)
Merupakan fitur keselamatan pada bagian pengereman yang mulai booming di Tanah Air sejak awal ’90-an. Rem ABS bukan ‘Agak Blong Sedikit’, melainkan Anti-lock Braking System.

Fitur ini memungkinkan pengereman mendadak alias panic brake tak membuat keempat roda terkunci. “Sensor di roda akan membaca pergerakan ban sehingga saat pedal rem ditekan, motor dan sensor ABS secara otomatis bekerja mengatur tekanan oli di master rem,” papar Novi Feryanto.

Kalau perangkat ini sampai rusak karena usia atau perawatan yang minim, bakal terbayang biaya antara Rp 10-15 juta untuk menebus sensor, motor ABS dan electronic control unitnya.

Overhaul Mesin Diesel (Rp 12-15 Juta)
 
Mobil bermesin diesel memiliki banyak keunggulan. Selain BBM yang tergolong murah, karakter mesin diesel juga relatif hemat BBM.

Hanya saja, mesin diesel memiliki kompensasi biaya overhaul (turun mesin) yang juga lebih mahal dari mesin bensin.

“Perbandingan kompresi mesin diesel yang di atas rata-rata menuntut material logam yang tahan banting sehingga banderol juga lebih tinggi,” jelas Agung dari Putra Agung Motor di sentra onderdil Palmerah, Jaksel.

Turun mesin biasa seperti mengganti piston, ring piston, paking full set, bubut (korter) boring dan jasa bongkar pasang mesin Toyot Kijang Innova diesel (D4D) bisa mencapai Rp 15 jutaan.

Ini belum termasuk injection system mesin 2KD yang sudah common rail. “Kalau sampai sistem injeksi seperti nosel atau ECU bermasalah, bon tagihan bisa tambah belasan juta lagi,” tutur Agung.

Jadi jangan pernah membayangkan mesin diesel mobil kesayangan terkena water hammer akibat kemasukan air saat banjir. Dijamin tidak bisa tidur memikirkan biayanya.

ECU Mesin (Rp 7-12 Juta)
Hampir semua mobil yang beredar di jalan menggunakan sistem pasokan bahan bakar injeksi. Debit bensin yang dibutuhkan untuk memenuhi suplai pembakaran diatur oleh komputer.

Otak pintar ini disebut juga engine control unit (ECU). Semua perintah yang berhubungan dengan suplai bahan bakar, pengapian hingga terintegrasi dengan rem ABS dan EBD diatur dari sebuah kotak seharga Rp 7-12 juta.

Bisa dibayangkan bila ECU bermasalah akibat terendam air atau korsleting karena kelistrikan yang kacau di mobil kesayangan.

Beberapa orang memang ada yang menyanggupi perbaikan ECU bila ada kelainan, tetapi tak pernah menjamin hasilnya untuk jangka waktu yang lama.  (mobil.otomotifnet.com)