|
Jakarta - Sebagai titik persentuhan kendaraan dengan jalan, ban punya peran cukup penting. Tentu sebagai komponen pencengkram aspal, stabilitas sangat bergantung pada si karet bundar ini. Namun, ada satu lagi fungsi alas karet ini, yaitu sebagai salah satu komponen suspensi.
Pada Mazda2, tongkrongan mobil tampak sangat sporty dengan pilihan pelek 16 dan 15 inci. Tentunya, karakter sporty lebih kental pada varian yang mendapat lingkar roda 16 inci. Dengan paduan ban 195/45R16, sudah bisa dipastikan handling mantap, bahkan pada kecepatan tinggi sekalipun.
Bagaimana dengan kenyamanan? Pakai ban profil tipis tentu akan berpengaruh pada bantingan. Sebenarnya sudah jadi konsekuensi untuk suspensi seperti ini, handling mantap perlu bantingan kaku, termasuk pilihan ban.
Karet bundar dengan profil 45 punya sidewall atau dinding ban tipis yang pasti lebih kaku ketimbang ban berprofil lebih tebal. Kemungkinan flexing atau tertekuk saat manuver ekstrem lebih kecil, namun kemampuan ban menahan guncangan jalan pun berkurang karena kaku.
Bagi yang ingin mendapatkan tingkat kenyamanan lebih, bisa saja memilih ban lebih tebal. Seperti yang dilakukan beberapa member M2Unity. "Biasanya pakai ban 205/50R16. Ruang roda pun luas, jadi tidak akan mentok," bilang Muhammad Ridzal, ketua M2Unity.
Sementara itu, Bridgestone tidak memiliki ukuran yang sama. "Kalau ingin lebih tebal bisa pakai 195/50R15 Bridgestone AR10 atau 205/55R16 Bridgestone GIII," ujar Bambang Setyono dari Nawilis, toko model Bridgestone dan bengkel spesialis spooring di Radio Dalam.
Dengan dinding lebih tebal, tentu bisa memberi efek peredaman jalan lebih maksimal. Akan tetapi, perlu diingat adanya efek pada pengendalian. Pasti akan berbeda kalau pakai dinding ban makin tebal.
Selain itu, perhitungkan juga kemungkinan adanya perbedaan petunjuk spidometer. "Pasti ada perubahan meski sedikit. Gampang kok menghitungnya," ujar Wira dan Siung Sen, penggawang SACS, spesialis spidometer di Pondok Gede, Jaktim.
Karena pakai ring pelek sama, tinggal hitung beda diameter luar dari dinding ban saja. Ambil contoh, pakai 205/50R16, punya tebal dinding 50% x 205 mm = 102,5 mm. Sedangkan tebal ban standar 195/45R16 45% x 195 mm = 87,75 mm. Perbedaan keduanya adalah 14,75 mm atau sekitar 16% dari standar. Jadi, kalau spidometer menunjuk 100 km/jam, kecepatan aktualnya sekitar 116 km/jam. Lumayan jauh ya? (mobil.otomotifnet.com)
Pada Mazda2, tongkrongan mobil tampak sangat sporty dengan pilihan pelek 16 dan 15 inci. Tentunya, karakter sporty lebih kental pada varian yang mendapat lingkar roda 16 inci. Dengan paduan ban 195/45R16, sudah bisa dipastikan handling mantap, bahkan pada kecepatan tinggi sekalipun.
Bagaimana dengan kenyamanan? Pakai ban profil tipis tentu akan berpengaruh pada bantingan. Sebenarnya sudah jadi konsekuensi untuk suspensi seperti ini, handling mantap perlu bantingan kaku, termasuk pilihan ban.
Karet bundar dengan profil 45 punya sidewall atau dinding ban tipis yang pasti lebih kaku ketimbang ban berprofil lebih tebal. Kemungkinan flexing atau tertekuk saat manuver ekstrem lebih kecil, namun kemampuan ban menahan guncangan jalan pun berkurang karena kaku.
Bagi yang ingin mendapatkan tingkat kenyamanan lebih, bisa saja memilih ban lebih tebal. Seperti yang dilakukan beberapa member M2Unity. "Biasanya pakai ban 205/50R16. Ruang roda pun luas, jadi tidak akan mentok," bilang Muhammad Ridzal, ketua M2Unity.
Kecepatan aktual jadi beda dengan spidometer (kiri). Bandingkan kecepatan dengan angka di GPS (kanan)
Ukuran ban seperti ini bisa dijumpai di pasaran seperti GT Radial Champiro. Seperti bisa diakses dari website https://www.gttires.com, untuk ukuran itu bisa memilih Champiro 50 atau BAX 2. Sementara itu, Bridgestone tidak memiliki ukuran yang sama. "Kalau ingin lebih tebal bisa pakai 195/50R15 Bridgestone AR10 atau 205/55R16 Bridgestone GIII," ujar Bambang Setyono dari Nawilis, toko model Bridgestone dan bengkel spesialis spooring di Radio Dalam.
Dengan dinding lebih tebal, tentu bisa memberi efek peredaman jalan lebih maksimal. Akan tetapi, perlu diingat adanya efek pada pengendalian. Pasti akan berbeda kalau pakai dinding ban makin tebal.
Selain itu, perhitungkan juga kemungkinan adanya perbedaan petunjuk spidometer. "Pasti ada perubahan meski sedikit. Gampang kok menghitungnya," ujar Wira dan Siung Sen, penggawang SACS, spesialis spidometer di Pondok Gede, Jaktim.
Karena pakai ring pelek sama, tinggal hitung beda diameter luar dari dinding ban saja. Ambil contoh, pakai 205/50R16, punya tebal dinding 50% x 205 mm = 102,5 mm. Sedangkan tebal ban standar 195/45R16 45% x 195 mm = 87,75 mm. Perbedaan keduanya adalah 14,75 mm atau sekitar 16% dari standar. Jadi, kalau spidometer menunjuk 100 km/jam, kecepatan aktualnya sekitar 116 km/jam. Lumayan jauh ya? (mobil.otomotifnet.com)