OTOMOTIFNET - Semakin canggih sistem rem saat ini, tentu butuh minyak rem yang sanggup beradaptasi dengan rentang suhu tinggi. Maksudnya, jangan sampai kerja rem yang berat dan menimbulkan suhu tinggi di cakram terganggu gara-gara minyak yang digunakan tak sesuai spesifikasi.
Mau tahu kerjanya, tentu harus kenalan dulu dong dengan materialnya. Bahan dasar minyak rem ialah polyglycol ether, atau biasa disingkat glycol. Material ini dipercaya karena minyak rem akan bekerja di suhu panas tinggi, namun harus tetap dapat dikompresi dengan baik untuk menekan piston rem. Terpenting juga, jangan sampai merusak sil karet pada piston rem dan juga slang-slang rem. "
Karena efeknya bahan dasar ini ialah sifatnya yang mengikat air," jelas Peter Dionisius, product development PT. Autochem Industry selaku pemegang merek minyak rem Prestone.
Gbr 1 | Gbr 2 |
Gbr 3 | Gbr 4 |
Sifat mengikat air itu membuat perawatan minyak rem sangat penting diperhatikan. "Usahakan tiap 20 ribu km atau paling lama 1 tahun sekali ganti, atau kuras minyak rem (Gbr.1)," wanti Taqwa SS, pemilik bengkel Garden Speed di bilangan Cilandak, Jaksel.
Jangan hanya berpatokan pada warna saja. Walau di tabung minyak masih terlihat jernih, bisa jadi jeroannya sudah kotor, termasuk minyak rem pada sistem kopling manual (Gbr.2). "Umumnya kotoran mengendap di bagian bawah slang rem atau yang dekat piston," lanjut Dion, panggilan akrab Dionisius.
Mempermudah perawatan sebenarnya mudah kok. Kalau lupa kelipatan kilometer atau mungkin indikator dasbor mati. Biasakan saja kuras minyak rem tiap kali mengganti kampas rem. Kalau sampai ketinggalan juga, parah-parahnya bakal bikin piston dan jalur minyak rem berkarat (Gbr.3). Apesnya kalau sampai rem blong.
Pertimbangan ketika membeli yakni spesifikasi DOT-nya. Rating masa kini jamaknya berada di angka DOT 3 dan DOT 4. Untuk yang bawaannya sudah memakai minyak rem DOT 3, jangan langsung asal ganti dengan minyak rem DOT 4 (Gbr.4). Walau spesifikasiya lebih tinggi, tapi belum tentu cocok dengan sistem rem masing-masing kendaraan.
"Yang kalah nanti di bagian slang dan karet-karet rem," urai pria 38 tahun yang tinggal di daerah Tangerang ini.
Sebaliknya untuk yang bawaannya sudah DOT 4. Walau untuk keadaan darurat masih bisa memakai minyak rem DOT 3, tapi ingat kalau kinerjanya tak akan maksimal saat dipakai bekerja ekstrem.
"Setelah itu harus secepatnya diganti," tutup Taqwa kali ini.