|
OTOMOTIFNET - Teknologi memang bak pisau bermata dua. Kita boleh gembira saat sekitar setahun lalu, komplotan pencuri mobil bisa dibekuk polisi kala tertidur di rumah sewaan di Jakarta Timur.
Pasalnya dua unit Toyota Avanza hasil 'petik' yang terparkir di garasi ‘safe house’, ternyata sudah dipasangi GPS tracker. Lokasi mobil pun terpantau oleh sang pemilik sebelum menghubungi pihak berwajib.
Sayangnya di kalangan underground dan kriminal ibukota, disinyalir sudah mempersiapkan diri untuk membungkam peranti keamanan ini. Waspadalah!
Direktorat Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Metro Jaya (PMJ) malah pernah dibikin bingung, ketika dalam proses pengejaran pelaku curanmor sebuah Toyota Avanza di daerah Bogor, Jabar.
Menurut AKBP Ferdy Sambo, Kasat V Ranmor Direskrimum PMJ, dalam pengejaran pelaku curanmor beberapa waktu lalu itu, unitnya memang mengandalkan bantuan GPS Tracker dan sempat kehilangan jejak beberapa jam, lantaran posisi mobil tak dapat terdeteksi pada peta.
Kronologis kejadiannya saat itu, satu unit Toyota Avanza G 1.3 yang berhasil dibawa kabur maling, diketahui sudah dipasangi alat pemantau posisi alias GPS tracker.
Pemilik mobil langsung melaporkan kejadian ini pada salah satu penyedia layanan monitoring sistem ini. "Kebetulan pihak Direskrimum PMJ sudah setahun belakangan ini bekerjasama dengan kami. Lantas laporan dari klien kami itu langsung dilimpahkan ke kesatuan penanganan kasus pencurian kendaraan bermotor PMJ," ungkap Stanley Jayaprawira dari The BodyGuard Indonesia (TBI), selaku provider sistem GPS tracker BodyGuard.
Mengirimkan pesan singkat untuk mencari koordinat terakhir dari kendaraan yang disuri | Posisi mobil tidak akan terdeteksi pada peta GPS |
Berdasarkan pantauan peta GPS, posisi mobil terakhir masih berada di kawasan Kuningan, Jaksel. Namun tiba-tiba koordinat tidak akurat, menjadikan posisi kendaraan menghilang seketika.
Alhasil kondisi tersebut sempat bikin bingung pihak kepolisian dan TBI. Menurut analisa Stanley, kemungkinan kabel aki yang sengaja diputus oleh si pelaku. Artinya power suplai tidak ada, otomatis semua peranti kelistrikan termasuk modul GPS tracker lumpuh saat itu juga.
Anehnya, setelah beberapa jam menunggu kepastian, dengan mengirimkan kode panggilan melalui pesan singkat (SMS), akhirnya posisi mobil berhasil terdeteksi kembali.
Berangkat dari kondisi tadi, Stanley juga memprediksi kalau para pelaku curanmor ini mengandalkan modul penghilang frekuensi GSM atau signal jammer.
Menurut analisa Stanley, selama signal jammer dipasang agak jauh di belakang mobil, GPS tracker akan berusaha terus mencari posisi. "GPS kami sudah dilengkapi data logger (penyimpan data). Jadi ketika sinyal hilang, data terakhir dalam modul GPS tetap tersimpan dengan aman," jelas pria ramah ini.
Signal jammer biasanya dibawa-bawa oleh si pelaku. Jadi ketika pencuri keluar mobil, harapannya sinyal bisa kembali normal. Logikanya, pencuri juga butuh komunikasi. Sehingga saat mereka mau berkomunikasi via hp, alat jammer pasti dimatikan, dan ketika itu juga sinyal GPS yang mengandalkan frekuensi GSM atau CDMA akan muncul kembali. Kelengahan sang pencuri menjaga catu daya jammernya juga bisa membuat signal gps muncul kembali. Lantas seperti apa pencegahannya?
Penulis/Foto: Bil, Anton / Anton