Ganti Refrigerant Antiglobal Warming, Save Earth Save Money

Editor - Jumat, 4 Juni 2010 | 08:50 WIB

(Editor - )

OTOMOTIFNET - Ada yang bingung enggak akhir-akhir ini kenapa musim hujan dan musim kemarau seakan enggak kompak lagi. Walau katanya sekarang sudah memasuki musim kemarau, namun masih banyak hujan lokal, terkadang langsung dibarengi panas terik. Penyebabnya sih ditenggarai akibat global warming. Menurut mbah Google, artinya sih kira-kira suhu bumi mengalami peningkatan, jadinya ya begini, musim di bumi jadi susah ditebak. 


Gbr 1

Gbr 2

Gbr 3

Gbr 4

Salah satu penyebabnya bisa jadi gara-gara servis AC. Loh apa hubungannya AC sama global warming? Jadi begini, perhatikan deh kalau lagi servis sistem AC. Sebelum membongkar, biasanya harus dengan menghilangkan refrigerant pada sistem AC (Gbr.1). Nah, sebagian besar bengkel kini masih membuang refrigerant AC langsung ke udara bebas.

"Walau sudah menggunakan refrigerant R134 yang ramah lingkungan, tetap saja ada sedikit kandungan kimia yang berbahaya buat udara bebas (Gbr.2)," papar Benny Hidayat, pemilik bengkel City Motor di Jl. Sunter Utara Blok M No.8, Jakut.

Nah problemnya, jarang bengkel yang mau menggunakan refrigerant bekas pakai. Paling gampang ya servis AC sekalian isi ulang refrigerant. "Padahal sayang banget karena refrigerant dalam sistem AC mobil sebenarnya masih bisa dipakai lagi," lanjut Benny lagi.

Cara menampung refrigerant bekas juga tak butuh alat canggih kok. Cukup sediakan tabung refrigerant bekas pakai, tapi sedikit modifikasi memasang nepel khusus untuk memasukkan refrigerant (Gbr.3).

Tabung sudah siap, sekarang giliran sistem kerjanya. Ketika ingin menguras, pertamakali pastikan mesin dalam keadaan mati. Gunakan indikator pressure yang biasa digunakan untuk menyalurkan refrigerant ke dalam kompresor.

Biasanya jarum akan menunjuk angka sampai mentok, kurang lebih 100 psi. Setelah itu buka perlahan-lahan keran indikator untuk menyalurkan refrigerant dari sistem AC menuju tabung.

"Refrigerant pasti akan mengalir dari tekanan tinggi pada sistem AC menuju tabung yang bertekanan rendah," ujar pria yang telah buka bengkel sejak 1993 ini.

Membuka keran juga harus perlahan untuk mencegah oli AC terbawa ke dalam tabung. Setelah tekanan pada sistem AC dengan tabung sama, biasanya pada indikator 60 psi (Gbr.4). Tutup keran kembali, dan siapkan tabung kedua untuk melanjutkan pengurasan.

Setelah tabung kedua diisi dengan refrigerant, angka pada indikator akan berada di posisi 10 psi. "Sisanya mau tak mau dibuang juga, hanya saja kuantitasnya sudah jauh berkurang dibanding langsung dibuang bebas," jelas ayah 3 orang putra dan putri ini.

Setelah semua proses selesai, sekarang tinggal bongkar jeroan AC seperti blower, kondensor, ataupun evaporator deh yang diservis. Caranya sih sudah berulangkali diulas OTOMOTIF.

Harganya tentu jadi lebih bersahabat mengingat keuntungan yang diberikan. Untuk seluruh proses perawatan sistem AC single blower, rata-rata Benny mematok Rp 250 ribu, terkecuali double blower yang berkisar Rp 400 ribu. "Tapi Kijang Innova sekitar Rp 600 ribu karena membongkarnya lebih rumit," ucap pria tinggi besar ini.

Nah, kebalikan mengisi refrigerant eks pribadi, mengingat memang masih kepunyaan sendiri. Kalau servis selesai, tinggal isi lagi deh pakai refrigerant yang tadi disimpan dalam tabung. Kelar mobil dingin, syukur-syukur sih sekalian ikut bantu mengurangi kerusakan ozon.


Penulis/Foto: Rio / Rio