Menilik sisi teknis cairan setan, insinyur dan peneliti Universitas Indonesia membenarkan. "Memang ada sejenis cairan asam yang bisa melunakkan logam," ujar Dr. Ir. Myrna Ariati, MSi, kepala laboratorium metalografi Departemen Metalurgi dan Material Fakultas Teknik Universitas Indonesia yang ditemui OTOMOTIF, Selasa (13/3).
Cairan ini bersifat sangat korosif sehingga logam bisa melunak dan rusak. Terutama logam baja dan alumunium. Kemungkinan besar, logam inilah yang ada di dalam rangkaian kunci. Uniknya, untuk mendapatkan cairan ini, tidak bisa langsung dibeli. "Harus mencampur dulu beberapa cairan," sambung Zainal Arifin, staf dan teknisi laboratorium.
Cairan pun efektif hanya beberapa menit setelah dicampur. Setelah itu menjadi tidak reaktif. Pengaruhnya pada logam pun tergolong singkat. "Paling hanya sekitar 5 menit efektifnya," yakin Zainal.
Untuk mengetahui efeknya pada kunci, OTOMOTIF membawa satu set kunci orisinal salah satu skutik. Karena sulit melihat reaksi di dalamnya, disiapkan juga sebatang logam baja untuk melihat kondisi aktual setelah diteteskan cairan ini.
Tak menunggu lama setelah cairan dicampur, langsung diteteskan dengan pipet kaca. Bagian luar lubang kunci sontak berasap dan cairan di dalamnya seperti mendidih pertanda ada reaksi. Pun demikian ketika diteteskan pada batang logam.
Anak kunci dimasukkan untuk melihat apakah cairan masih bereaksi. Ternyata logam pada anak kunci pun seperti terbakar. Mirip seperti batang besi yang menjadi coklat seperti terbakar akibat oksidasi.
Setelah dibiarkan, dicuci dan dikeringkan, logam kembali bisa dipegang. Pasalnya, cairan tadi juga berbahaya bagi tangan. "Menampungnya juga harus pakai gelas atau botol kaca. Tidak bisa pakai plastik," lanjutnya.
Melihat percobaan ini, cukup mengerikan karena logam berpotensi melunak dan mudah terdeformasi saat kena cairan. Namun bisa kembali keras setelah efek cairan hilang.
Salah satu antisipasi, adalah menggunakan material logam yang tahan korosi. "Misalnya dengan menggunakan bahan stainless steel," saran Myrna. Sulit memang, karena pasti berkaitan dengan produksi kendaraan.
Kita pun bisa melakukan antisipasi. "Mungkin bisa menambah kunci ganda atau memberi pengaman starter," cetusnya. Maling memang tambah pintar, namun kita juga bisa lebih cerdik, bukan?
Kasubdit Ranmor Polda Metro Jaya, AKBP Subandi S.Ik.MH, mengaku baru tahu modus terbaru pelaku pencurian kendaraan bermotor dengan menggunakan cairan setan itu. “Terus terang, kami baru tahu dari OTOMOTIF nih. Jadi kami juga tidak boleh ketinggalan. Yang jelas, cairan kimia ini tidak bisa dijual sembarangan. Harus ada izinnya,” ujar Subandi.
Untuk mengantisipasi beredar dan dipakainya cairan setan penghancur metal ini bukan hanya tugas polisi. Melainkan bekerja sama dengan instansi terkait yakni Departemen Perdagangan dan Departemen Kesehatan. Pihak Ranmor sendiri akan menindaklanjuti ke gembong pencurian kendaraan yang disampaikan Neta S Pane, Presidium Indonesian Police Watch itu.
“Yang penting sekarang langkah antisipasi, preventif dan baru represif. Sebab dengan motor bisa dicuri dalam sekian detik begitu, pasti juga akan merambah ke mobil (roda empat) dan tidak menutup kemungkinan pencurian ke rumah dengan modus menjebol kunci garasi. Maka diminta kerjasama dengan masyarakat juga, dengan proaktif mengamankan lingkungannya,” lanjut mantan Kabag Operasional Polres Jakarta Selatan ini.
Toko kimia memang telah diawasi secara khusus sejak adanya peledakan Bank BCA Hayamwuruk, Jakarta pada 1996. Toh begitu Subandi meminta Agen Pemegang Merek selaku produsen melakukan langkah preventif dengan melengkapi kunci motor dan mobil lebih susah untuk dicuri. “Pasti menambah cost. Tapi, ini sudah menjadi tuntutan pemilik kendaraan yang telah mengeluarkan uang banyak untuk mendapatkannya. Jangan mengandalkan sudah diasuransikan,” tutur perwira kelahiran Blora, Jawa Tengah ini.
(mobil.otomotifnet.com)
Cairan ini bersifat sangat korosif sehingga logam bisa melunak dan rusak. Terutama logam baja dan alumunium. Kemungkinan besar, logam inilah yang ada di dalam rangkaian kunci. Uniknya, untuk mendapatkan cairan ini, tidak bisa langsung dibeli. "Harus mencampur dulu beberapa cairan," sambung Zainal Arifin, staf dan teknisi laboratorium.
Cairan pun efektif hanya beberapa menit setelah dicampur. Setelah itu menjadi tidak reaktif. Pengaruhnya pada logam pun tergolong singkat. "Paling hanya sekitar 5 menit efektifnya," yakin Zainal.
Untuk mengetahui efeknya pada kunci, OTOMOTIF membawa satu set kunci orisinal salah satu skutik. Karena sulit melihat reaksi di dalamnya, disiapkan juga sebatang logam baja untuk melihat kondisi aktual setelah diteteskan cairan ini.
Tak menunggu lama setelah cairan dicampur, langsung diteteskan dengan pipet kaca. Bagian luar lubang kunci sontak berasap dan cairan di dalamnya seperti mendidih pertanda ada reaksi. Pun demikian ketika diteteskan pada batang logam.
Anak kunci dimasukkan untuk melihat apakah cairan masih bereaksi. Ternyata logam pada anak kunci pun seperti terbakar. Mirip seperti batang besi yang menjadi coklat seperti terbakar akibat oksidasi.
Setelah dibiarkan, dicuci dan dikeringkan, logam kembali bisa dipegang. Pasalnya, cairan tadi juga berbahaya bagi tangan. "Menampungnya juga harus pakai gelas atau botol kaca. Tidak bisa pakai plastik," lanjutnya.
Melihat percobaan ini, cukup mengerikan karena logam berpotensi melunak dan mudah terdeformasi saat kena cairan. Namun bisa kembali keras setelah efek cairan hilang.
Salah satu antisipasi, adalah menggunakan material logam yang tahan korosi. "Misalnya dengan menggunakan bahan stainless steel," saran Myrna. Sulit memang, karena pasti berkaitan dengan produksi kendaraan.
Kita pun bisa melakukan antisipasi. "Mungkin bisa menambah kunci ganda atau memberi pengaman starter," cetusnya. Maling memang tambah pintar, namun kita juga bisa lebih cerdik, bukan?
Kasubdit Ranmor Polda Metro Jaya, AKBP Subandi S.Ik.MH, mengaku baru tahu modus terbaru pelaku pencurian kendaraan bermotor dengan menggunakan cairan setan itu. “Terus terang, kami baru tahu dari OTOMOTIF nih. Jadi kami juga tidak boleh ketinggalan. Yang jelas, cairan kimia ini tidak bisa dijual sembarangan. Harus ada izinnya,” ujar Subandi.
Untuk mengantisipasi beredar dan dipakainya cairan setan penghancur metal ini bukan hanya tugas polisi. Melainkan bekerja sama dengan instansi terkait yakni Departemen Perdagangan dan Departemen Kesehatan. Pihak Ranmor sendiri akan menindaklanjuti ke gembong pencurian kendaraan yang disampaikan Neta S Pane, Presidium Indonesian Police Watch itu.
“Yang penting sekarang langkah antisipasi, preventif dan baru represif. Sebab dengan motor bisa dicuri dalam sekian detik begitu, pasti juga akan merambah ke mobil (roda empat) dan tidak menutup kemungkinan pencurian ke rumah dengan modus menjebol kunci garasi. Maka diminta kerjasama dengan masyarakat juga, dengan proaktif mengamankan lingkungannya,” lanjut mantan Kabag Operasional Polres Jakarta Selatan ini.
Toko kimia memang telah diawasi secara khusus sejak adanya peledakan Bank BCA Hayamwuruk, Jakarta pada 1996. Toh begitu Subandi meminta Agen Pemegang Merek selaku produsen melakukan langkah preventif dengan melengkapi kunci motor dan mobil lebih susah untuk dicuri. “Pasti menambah cost. Tapi, ini sudah menjadi tuntutan pemilik kendaraan yang telah mengeluarkan uang banyak untuk mendapatkannya. Jangan mengandalkan sudah diasuransikan,” tutur perwira kelahiran Blora, Jawa Tengah ini.
(mobil.otomotifnet.com)