Mobil-Mobil Hybrid Karya LIPI, Produksi Massal Lebih Murah

billy - Senin, 30 Januari 2012 | 14:04 WIB

(billy - )

JAKARTA -  Energi alternatif sebetulnya telah diriset oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Yakni dengan menggagas mobil hybrid hingga mobil listrik. “Jika mobil hybrid ataupun mobil listrik ini dibuat dengan skala besar, biaya produksi dan ongkos konsumsi bahan bakar jauh lebih murah,” jelas Ir. Abdul Hapid, kepala bidang peralatan transportasi di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Aplikasi teknologi hybrid dapat menjadi energy alternatif pengganti bahan bakar fosil. “LIPI telah meriset teknologi dengan menciptakan beberapa prototype, baik mobil hybrid maupun mobil listrik,” lanjut pria akrab disapa Hapid, yang berkantor di Jl. Cisitu, No. 21/154 D, Bandung, Jabar.

Biaya produksi memang masih menjadi kendala. Maklum bahan baku berupa baterai lithium masih import. “Untuk 23 sel baterai lithium fosfat (LiFePO4), harganya berkisar Rp 160 juta. Namun kalau beli dalam jumlah banyak, harganya bisa setengahnya,” papar Hapid, seraya menunjukan detail mobil-mobil hasil risetnya selama ini.

SV-1
Mengambil basis Nissan Cefiro rakitan 1993, mobil ini murni menggunakan listrik sebagai bahan bakar. Artinya mesin bensin sengaja disingkirkan dan gantinya adalah baterai LiFeSO4 144V-160AH. “Baterai LiFeSO4 terdiri dari 45 sel. Dilengkapi rangkain modul photovoltaic cell yang berfungsi untuk mengkonversi pancaran cahaya matahari menjadi energy listrik,” tunjuk pria ramah ini lagi.

SV-1 pun sempat merajai ajang kontes beberapa waktu lalu bahkan sempat pula nongol sebagai cover OTOMOTIF di edisi 36 XXI. “Pengerjaan bodi dan rangka dieksekusi oleh Andre Mulyadi dari bengkel Signal Kustom Bandung,” seru Hapid.

HEV GEN 1
Merupakan singkatan dari Hybrid Electric Vehicle Generasi 1. Dibekali baterai LiFePO4 72V-200AH. “23 sel baterai mampu menghasilkan tenaga 42 dk. Penggerak utama motor listrik, sedangkan mesin bensin 160 cc hanya sebagai backup saja,” terang Hapid, yang juga merancang sendiri sasis dan bodinya.

Sistem yang digunakan adalah seri plug in hybrid, sehingga dapat di charge ulang dengan mencolok ke listrik rumah. Nah untuk mengontrol kondisi baterai, maka dipasang Baterai Managemen System (BMS). Proses recharge baterai dapat diatur hingga 15 menit langsung penuh.

Electric Bus
LIPI juga menggarap bus bertenaga listrik. Bus ini mengandalkan baterai LiFeSO4 320V-160AH. Baterai tersebut disusun secara seri dengan memfaatkan ruang bagasi di samping kanan. “Jumlah baterainya sebanyak 100 buah yang mampu menggerakkan motor listrik bertenaga 51 kw,” tunjuk Hapid.

Electric Bus ini mengandalkan sasis minibus Isuzu Elf. Sedangkan bodinya di-custom ulang menggunakan material pelat galvanis. “Bus ini dapat menempuh perjalanan 30-40 km dalam kondisi baterai full. Kecepatannya 100 – 120 kpj,” ucapnya lagi.

Toyota Kijang 1990
Merupakan mobil pertama yang dibekali teknologi fuel electric. Untuk baterainya masih menggunakan baterai lead acid alias baterai basah, sehingga bobotnya mencapai 600 kg untuk
baterainya saja. “Tegangan baterai 96 volt, 235 ampere. Soal performa, mobil ini masih lebih unggul ketimbang mobil sejenis dengan bahan bakar bensin,” bilangnya sambil menyebut Rp 24 juta untuk menebus baterainya.

Untuk pengisian baterai dilengkapi sistem regeneratif braking, yakni memanfaatkan perlambatan mobil saat pengereman. Sehingga energi kinetik yang tercipta disimpan kembali ke baterai. “Mobil ini sudah menempuh 30.000 km selama 2 tahun belum ada masalah berarti. Kecepatan maksimal yang telah dijajal adalah 120 kpj,” sambung Hapid.

HEV GEN 2
Masih dalam proses penggarapan, HEV Gen 2 bakal dirilis tahun ini. Mobil ini rencananya akan muncul diajang IIMS (Indonesia International Motor Show 2012). “Baterai yang digunakan LiFeSO4 120V-200 AH, berjumlah 34 sel. Tenaga motor listriknya 60 hp. Kemudian menggandeng mesin bensin 250 cc. mobil ini berjenis city car,” beber Hapid. Wah layak ditunggu.   (mobil.otomotifnet.com)