Komunitas Driftter Di Dominasi Anak Muda, Nggak Gaul Kalo Nggak Ngedrift

billy - Rabu, 19 Oktober 2011 | 12:02 WIB

(billy - )

 
JAKARTA - Booming drifting yang tengah melanda ibukota, melahirkan komunitas baru. Terutama bagi para remaja yang masih SMP, SMA hingga mahasiswa. Di komunitasnya, mereka merasa menjadi artis atau selebritis. Bahkan kemudian mencuat tagline baru ; nggak gaul kalau nggak ngedrift! Drifting bagi kalangan belia ini telah menjadi mainan berkelas.

Obat tidur
Anak muda selalu membuat perubahan. Itu benar adanya. Seperti demam drifting yang terjadi di Jakarta sekarang. Contohnya, Ben Satrio Hutomo, pelajar SMAN 61 Jakarta Timur. Dia kini dikenal sebagai drifter di sekolahnya. Trofi kemenangan yang pernah diraihnya pun dipertontonkan kepada seluruh siswa ketika upacara hari Senin.

Ben pun bangga dibuatnya. “Ya senang aja. Kan berarti prestasi gue juga dilihat sekolah. Makanya, kalau saya menyampaikan akan mengikuti event drifting, sekolah langsung mendukungnya. Izin dan dukungan ini sudah merupakan apresiasi bagi saya,” ujar kelahiran 4 Mei 1994 ini.

Anak tunggal pasangan Phill Attwood (Australia) dan Melanie ini pun show off. Meski dari rumah sekolahnya bisa ditempuh sekitar 10 menit, Ben lebih suka membawa Nissan Silvia S15 warna kuningnya. Sekalian menyebarkan virus kepada teman-temannya.

Mico Mahaputra yang masih di bangku SMP Harapan Ibu, Pondok Indah malah memiliki kebiasan unik. Yakni kalau tidak bisa tidur, obatnya mesti ngedrift dulu. “Biasanya, pas tengah malam susah tidur, saya keluar rumah. Tunggu jalanan sepi. Lalu ngedrift dulu deh di seputaran PIM (Pondok Indah Mall). Abis itu, baru pulang dan bisa tidur dengan nyenyak hehe,” ujar putra mantan model Ratih Widyawati Ini.

“Yang lebih penting, saya dikenal di sekolah tak ubahnya selebritis berkat drifting. Teman-teman banyakyang datang menonton saat saya mengikuti perlombaan,” ungkap Mico.

Herdiko Setya Putra masih sekolah di SMA Al-Azhar Pejaten juga makin ngedrift dibanding slalom, motorsport pertama yang diterjuninya. “Lebih exited sih. Dan saya lebih bangga disebut drifter dibanding peslalom oleh teman-teman di sekolah,” ujar andalan Total Achilles Drift Team itu.

M Rayhan Ally, yang sekolah di SMA High Scope TB Simatupang saking gandrung drifting langsung membuat manajemen sendiri. Yakni memiliki tim yang menyiapkan dia saat latihan maupun mengikuti event. Padahal awalnya Rayhan belajar slalom. “Ah, slalom itu kan buat basic aja. Tujuan utamanya ya ngedrift. Meski bangga sebagai drifter, namun sebagai pemula saya akan banyak belajar dari yang lebih senior,” ungkap bungsu dari 3 keluarga H Adus Ally ini.

 Ngedrift di jalanan ibukota sudah menjadi virus baru
M. Hermawan pun tak ragu drifting sebagai hobi yang membawa kenikmatan. Saking seriusnya, Wawan pun menempati posisi papan atas di cabang motorsport terbaru ini. Padahal di kejurnas slalom, Wawan menyabet jawara nasional. “Beda banget ya sensasinya. Juga lebih menghibur drifting itu,” ujar anak tunggal Firdianti Rosiana.

Alinka Hardianti, yang selama ini dikenal sebagai peslalom wanita pun sekarang melirik drifting lebih serius. “Lebih seru aja. Apalagi pacar saya, Dido (M Rully Armando) banyak membimbing. Padahal dia kan dulu main gokart dan balap turing. Saya pun sekarang lebih dikenal sebagai drifter dibanding peslalom di kampus. Drifting telah mawabah ,” ujar mahasiswi Ekonomi Management Universitas Pelita Harapan Karawaci ini.

Muhammad Rully Armando malah rela menenggelamkan ’profesi’ sebelumnya sebagai pegokart dan pembalap turing. Nyatanya, Dido –sapaan karibnya- langsung bisa melejit sebagai drifter andal. “Seru banget drifting. Dari sisi entertainment juga menarik dan kita lebih semangat dengan applaus penonton,” kata Dido.

Rio Saputro Budihardjo sebelumnya dikenal sebagai pembalap turing. Gelar juara nasional kelas super touring dan one make race Honda Jazz pun pernah disandangnya. Namun belakangan anak ke-4 dari lima bersaudara pasangan Irjen (Purn) Arjanto Boediharjo dan Tribudi Sulistyowati lebih getol main drifting. “Lebih menantang dan menguras adrenalin,” ujar Rio.

Mahasiswa Universitas Bakrie Jakarta ini pun melakukan personifikasi kesehariannya dengan mendandani mobilnya. Yakni Mazda 2 dengan tampilan tak ubahnya drifter dengan kaki-kaki dan mengganti pelek racing. “Sekarang ini rasanya saya dan juga teman-teman yang lain merasa nggak gaul kalau nggak ngedrift. Drift is my blood hehehe,” sebut kekasih Requinda ini.

Bagaimana dengan kalian anak muda Jakarta? (mobil.otomotifnet.com)