Sebagai bukti besarnya minat tontonan balap MotoGP di Asia Tenggara, MotoGP Malaysia yang digelar di Sirkuit Sepang bulan lalu mampu menyedot 125.816 penonton dalam masa 3 hari pelaksanaan. Sementara pada hari H pelaksanaan mampu mencapai 77.178 orang penonton.
Tapi sangat disayangkan, karena satu-satunya sirkuit yang pantas untuk menyelenggarakan ajang balap sekelas MotoGP di kawasan tersebut hanyalah Sirkuit Sepang saja. Sementara di negara-negara lain belum ada yang memiliki sirkuit dengan standar kelayakan dari FIM (Fédération Internationale de Motocyclisme).
Sirkuit Sentul yang pernah menyelenggarakan ajang balap MotoGP tahun 1997, dinilai harus menjalani perbaikan besar-besaran jika ingin menyelenggarakan MotoGP lagi. Tentunya dibutuhkan komitmen besar agar pemerintah juga mau memberikan bantuan penyegaran kondisi sirkuit tersebut, agar memenuhi standar penyelenggaraan MotoGP.
Nah, jika memang pemerintah yang didukung berbagai pihak punya komitmen besar untuk mewujudkan MotoGP kembali ke Indonesia, satu-satunya jalan untuk menunggu kesiapan tersebut adalah menyelenggarakan MotoGP sebanyak 2 kali di Sepang.
“Ketertarikan para fans MotoGP di kawasan Asia Tenggara memang sangat besar. Tapi sarana sirkuit yang tidak banyak, membuat MotoGP sulit diselenggarakan lebih banyak di kawasan ini. Jalan lain untuk menunggu kesiapan sirkuit seperti Sentul atau sirkuit baru lainnya di Asia Tenggara adalah menyelenggarakan MotoGP sebanyak 2 kali di Malaysia,” cetus Jarvis.
Niat baik Jarvis, harusnya dilihat sebagai peluang bisnis yang besar. Hanya saja Indonesia butuh komitmen besar untuk memperbaiki Sirkuit Sentul, atau bahkan membangun sirkuit lain yang bisa memenuhi standar kelayakan dari FIM. Kita tunggu saja, semoga ada pengusaha besar yang mau berinvestasi di bidang ini. (otosport.co.id)