Sekarang kabar tentang situasi yang kembali memanas setelah Abdulhadi Alkhawaja (presiden HAM dan aktivis di Bahrain) dipenjara selama 58 hari, kembali memanas pada Jumat malam (6/4). Dimana banyak orang yang melakukan unjuk rasa dan dihalau dengan pelemparan gas air mata oleh pihak keamanan di Manama.
“Sekarang kondisi di Bahrain kembali memanas, dan saya rasa sekarang bukan saat yang tepat untuk jalan ke sana. Penahanan Alkhawaja saya rasa membuat situasi jadi lebih sulit, dan F1 harus bisa melihat fakta lain dari sisi yang berbeda. Saya sendiri tidak meragukan jika mereka bisa tetap menggelar F1, namun jika ini terjadi efeknya malah akan menambah panjang daftar pengunjuk rasa di sana,” beber Hill.
“Apalagi kalau sampai Alkhawaja meninggal menjelang pagelaran F1 22 April nanti, rasanya akan meningkatkan kondisi yang semakin memanas. Beberapa orang memang menyatakan bahwa F1 akan jadi pemersatu bangsa mereka. Namun ini adalah ungkapan seorang diktator. Mereka memang untung dari sisi itu, dan menjelaskan kondisi sudah normal. Tapi di sisi lain, mereka tetap membunuh, menangkap dan menyiksa orang-orang yang anti pada pemerintahan,” berang Hill.
Apa yang diungkapkan Hill, ada benarnya juga. Penyelenggara balap harus melihat secara lebih dekat tentang kondisi sebenarnya di negara tersebut. Jangan sampai ajang balap ini ditunggangi, dan membuat masyarakat di Bahrain jadi tidak menerima F1 digelar di negara tersebut. (otosport.co.id)