Fakta tentang skill mengendara Sebastian Vettel yang diakui cukup sempurna, tidak pernah lepas dari performa mobil Red Bull yang juga sangat sempurna. Tidak heran jika kemenangan Vettel masih dikaitkan erat dengan nama Adrian Newey sebagai direktur teknis khususnya untuk bagian aerodinamika mobil Red Bull.
Dengan alasan ini pula, banyak pihak yang mulai menyangsikan skill Vettel jika menggunakan mobil yang lebih lamban alias tidak sesempurna paket mobilnya saat ini. Ross Brawn (bos tim Mercedes GP) salah satunya yang meragukan hal tersebut. Brawn bahkan melontarkan tantangan kepada Vettel untuk membuktikan skill terbaiknya dengan mobil yang tidak begitu sempurna.
“Saya rasa karir Vettel akan lebih bersinar lagi ketika ia mampu memenangi balapan dengan spek mobil yang lebih lambat alias tidak sekencang mobilnya saat ini. Kombinasi mobil yang sempurna dan skill yang mumpuni, memang jelas akan melahirkan kemenangan dan performa yang tidak tertandingi. Namun jika Vettel bisa melakukannya dengan mobil yang lebih lambat, maka era baru dominasinya akan mulai lahir,” ungkap Brawn.
Apa yang dikatakan oleh Brawn ada benarnya juga. Pasalnya saat kebersamaannya dengan Michael Schumacher di tim Benetton mereka mampu memenangi 2 musim F1 berturut-turut yaitu 1994-1995. Ingin mencari tantangan lain, mereka berdua akhirnya hengkang ke tim Ferrari (1996) yang sudah 17 tahun tidak meraih titel juara dunia setelah terakhir kali diraih oleh Ferrari tahun 1979 bersama pembalap mereka yaitu Gilles Villeneuve dan Jody Scheckter.
Kolaborasi antara Schumi dan Brawn pun akhirnya meninggikan harapan mereka ketika memenangi balapan 3 seri di tahun pertama mereka bersama Ferrari. Schumi pun mampu mengakhiri paceklik titel juara dunia Ferrari setelah 21 tahun. Hal itu berkat skill hebat Schumi yang mampu mengubah mobil Ferrari yang tidak kompetitif tahun 1996, namun ia tetap mampu memenangi balapan.
Hmm, mungkin itu sejarah yang berbeda dengan sekarang ini. Tapi Brawn juga harus ingat bahwa Vettel juga cukup kompetitif dan bahkan bisa memenangi balapan saat masih bernaung di tim Toro Rosso tahun 2008 lalu. Bahkan saat itu ia mampu finish di posisi 5 besar sebanyak 5 kali (tidak termasuk kemenangan di podium utama). Apa bukti ini masih kurang Om Brawn? (otosport.co.id)
Dengan alasan ini pula, banyak pihak yang mulai menyangsikan skill Vettel jika menggunakan mobil yang lebih lamban alias tidak sesempurna paket mobilnya saat ini. Ross Brawn (bos tim Mercedes GP) salah satunya yang meragukan hal tersebut. Brawn bahkan melontarkan tantangan kepada Vettel untuk membuktikan skill terbaiknya dengan mobil yang tidak begitu sempurna.
“Saya rasa karir Vettel akan lebih bersinar lagi ketika ia mampu memenangi balapan dengan spek mobil yang lebih lambat alias tidak sekencang mobilnya saat ini. Kombinasi mobil yang sempurna dan skill yang mumpuni, memang jelas akan melahirkan kemenangan dan performa yang tidak tertandingi. Namun jika Vettel bisa melakukannya dengan mobil yang lebih lambat, maka era baru dominasinya akan mulai lahir,” ungkap Brawn.
Apa yang dikatakan oleh Brawn ada benarnya juga. Pasalnya saat kebersamaannya dengan Michael Schumacher di tim Benetton mereka mampu memenangi 2 musim F1 berturut-turut yaitu 1994-1995. Ingin mencari tantangan lain, mereka berdua akhirnya hengkang ke tim Ferrari (1996) yang sudah 17 tahun tidak meraih titel juara dunia setelah terakhir kali diraih oleh Ferrari tahun 1979 bersama pembalap mereka yaitu Gilles Villeneuve dan Jody Scheckter.
Kolaborasi antara Schumi dan Brawn pun akhirnya meninggikan harapan mereka ketika memenangi balapan 3 seri di tahun pertama mereka bersama Ferrari. Schumi pun mampu mengakhiri paceklik titel juara dunia Ferrari setelah 21 tahun. Hal itu berkat skill hebat Schumi yang mampu mengubah mobil Ferrari yang tidak kompetitif tahun 1996, namun ia tetap mampu memenangi balapan.
Hmm, mungkin itu sejarah yang berbeda dengan sekarang ini. Tapi Brawn juga harus ingat bahwa Vettel juga cukup kompetitif dan bahkan bisa memenangi balapan saat masih bernaung di tim Toro Rosso tahun 2008 lalu. Bahkan saat itu ia mampu finish di posisi 5 besar sebanyak 5 kali (tidak termasuk kemenangan di podium utama). Apa bukti ini masih kurang Om Brawn? (otosport.co.id)