|
OTOMOTIFNET - Kejurnas Supersport sampai seri terakhir (27-28/11) tetap sepi peserta. Kendati hadir pembalap baru, jumlah starter tetap sama dengan seri-seri sebelumnya. Karena tiap kali ada yang datang, ada pula yang pergi. Kalau seperti ini terus, kapan kompetisi makin ketat?
Kehadiran Ahmad Saugi dari tim Kawasaki Junior Denso, dan Yudhistira (Indospeed) tak bisa menambah ketatnya persaingan. Jumlah starter tetap mentok 7 orang. Sama seperti 3 seri sebelumnya. Hanya gonta-ganti peserta.
Peserta yang sempat ikut namun mundur ada nama-nama Hendriansyah, Rafid Topan, Harlan Fadillah, juga pembalap Malaysia, Hafizh Syahrin. Memang sangat disayangkan, coba jika semuanya tetap turun, pasti kompetisi makin ketat.
Jika persiangan ketat, maka skill pembalap pun makin meningkat, karena mau enggak mau jika ingin juara harus berjuang lebih kuat. Makanya saat ini pembalap Indonesia belum mampu berbicara banyak di kompetisi dunia, bahkan tingkat Asia sekalipun.
“Butuh dukungan banyak pihak, terutama pabrikan dengan membentuk tim balap, sehingga peserta makin banyak,” papar Dyan Dilato, biro olahraga roda dua (on track) PP IMI.
Jalannya balap kali ini cukup membosankan. M. Fadli yang di lap-lap awal sempat bertarung dengan rekan satu timnya, Sudarmono, setelah menyalip langsung tak tertandingi hingga bendera finish dikibarkan. Dengan hasil ini, pemilik nomor start 162 ini pun berhasil merengkuh gelar juara nasional supersport 2010.
Sementara M. Dwi Satria yang berjuang keras untuk meraih posisi dua di klasemen akhir, mesti gigit jari lantaran terjatuh di lap terakhir dan tak finish.
Semoga saja tahun depan peserta makin banyak, sehingga kompetisi makin ketat.
Kehadiran Ahmad Saugi dari tim Kawasaki Junior Denso, dan Yudhistira (Indospeed) tak bisa menambah ketatnya persaingan. Jumlah starter tetap mentok 7 orang. Sama seperti 3 seri sebelumnya. Hanya gonta-ganti peserta.
Peserta yang sempat ikut namun mundur ada nama-nama Hendriansyah, Rafid Topan, Harlan Fadillah, juga pembalap Malaysia, Hafizh Syahrin. Memang sangat disayangkan, coba jika semuanya tetap turun, pasti kompetisi makin ketat.
Jika persiangan ketat, maka skill pembalap pun makin meningkat, karena mau enggak mau jika ingin juara harus berjuang lebih kuat. Makanya saat ini pembalap Indonesia belum mampu berbicara banyak di kompetisi dunia, bahkan tingkat Asia sekalipun.
“Butuh dukungan banyak pihak, terutama pabrikan dengan membentuk tim balap, sehingga peserta makin banyak,” papar Dyan Dilato, biro olahraga roda dua (on track) PP IMI.
Jalannya balap kali ini cukup membosankan. M. Fadli yang di lap-lap awal sempat bertarung dengan rekan satu timnya, Sudarmono, setelah menyalip langsung tak tertandingi hingga bendera finish dikibarkan. Dengan hasil ini, pemilik nomor start 162 ini pun berhasil merengkuh gelar juara nasional supersport 2010.
Sementara M. Dwi Satria yang berjuang keras untuk meraih posisi dua di klasemen akhir, mesti gigit jari lantaran terjatuh di lap terakhir dan tak finish.
Semoga saja tahun depan peserta makin banyak, sehingga kompetisi makin ketat.