Yudhis, masa mesin bisa berubah sendiri
OTOMOTIFNET - Ada pertanyaan menarik pada final Indoprix di Sirkuit Balipat, Binuang, Minggu (21/11). Pembalap tuan rumah Haji Yudhistira yang pada tahun lalu mendominasi 4 race kini tiba-tiba memble. Bahkan 3 kali terjatuh pada saat mengikuti superpole dan balapan. Akibatnya, gelar kelas IP 110 cc yang telah di pelupuk mata melayang. Benarkah menjadi korban intrik internal tim HRVRT karena Yudhis akan pindah tim lain?
JENJANG TINGGI
Tidak seperti biasanya, Yudhis selalu berkuasa jika berlomba di Balipat. Namun kali ini pelajar kelas 3 SMA Binuang ini seperti mati gaya. Dimulai di Superpole, Yudhis terjatuh. Akibatnya, ia start di posisi 10. Saat mengikuti race 1 IP 110 cc di mana ia membutuhkan kemenangan untuk mengamankan gelar, ternyata Yudhis juga jatuh.
Di kelas IP 125 cc lebih parah. Yudhis tercecer di belakang. Secara strategi sengaja ia tak terlalu fokus di IP 125 cc karena sangat kecil peluangnya menjadi juara. Bahkan sebenarnya di race 2 IP 110 cc, peluang juara nasional itu masih terbuka dengan catatan bisa finish pertama sedang Florianus Roy finish 7. Sayangnya, lagi-lagi Yudhis seperti anak yang baru belajar naik motor. Lalu, di race 2 IP 125 cc bahkan Yudhis memilih masuk pit ketika balapan masih berlangsung karena motornya kurang mendukung.
Ini agak ironis, sebab saat latihan, Yudhis mencatat waktu tercepat. Hal sama di kualifikasi dengan mencetak rekor baru atas namanya sendiri dengan 0,2 detik lebih cepat sekaligus terdepan. "Ada masalah lain, seperti yang dilihat kemarin saja dari hasil latihan bisa tercepat. Tapi waktu Superpole dan balap malah paling belakang. Aneh dong, masa mesin bisa berubah sendiri kalau nggak dirubah. Iya nggak mas?," ungkap Yudhis.
Seperti diketahui, sebelum bergulir seri terakhir di Balipat ini, berita Yudhis pindah ke tim Honda seperti menjadi rumor nasional. Pilihannya, bersanding dengan tim Honda Banten. Ketika ditelusuri, bukan isapan jempol. Yudhis ternyata sudah meneken kontrak memperkuat motor ‘One Heart.' itu. Salah satu alasannya, kecewa dengan Yamaha yang tak memberi reward sepadan meski telah menjadi juara nasional (Indoprix 2009 kelas IP 125 cc).
"Saya ingin ke jenjang lebih tinggi. Tak hanya di Indoprix dan nasional, melainkan ke Asia dan kelas lebih tinggi. Kebetulan di tim baru nanti berkomitmen memenuhi keinginan saya itu," lanjut Yudhis yang ternyata bukan anggota keluarga Drs HM Zaini Mahd Bsc, ayah H Rihan Variza pemilik sirkuit Balipat.
Meski begitu, Yudhis sudah dianggap seperti keluarga sendiri. Apalagi H Jamhuri Herdani, ayah Yudhis merupakan petinggi sirkuit Balipat.
"Iya, memang Yudhis datang ke saya ingin bergabung. Bahkan sudah minta saat seri 3 di Sentul kecil. Tapi, saya yakinkan nanti tahun depan saja. Jadi tidak ada yang tersinggung dan tersakiti. Intinya, saya melihat potensi besar pada diri Yudhis dan berkomitmen untuk bisa mengikuti full series Asian GP tahun depan di kelas Supersport. Tentunya didukung PT Astra Honda Motor juga. Nanti Yudhis akan bersama M Nurgianto dan satu pembalap lagi pengganti Owie Nurhuda," ujar Suud Pranoto, pemilik tim Hondan Banten.
REKRUT HENDRY
Namun sikap Yudhis dan ayahnya dianggap kurang komunikatif, membuat tim teknik HRVRT tampak kurang responsif. Hal itu dirasakan OTOMOTIF saat mau minta konfirmasi tentang Yudhis yang terjatuh di Superpole, Risdyanto yang selama 2 tahun ini menangani motor Yudhis tampak cuek. "Mau jatuh mau enggak ya silakan aja. Ibarat pepatah, itu (Yudhis) seperti kacang lupa kulitnya," ujar Ndut, sapaan karib mekanik asal Yogyakarta itu.
Sikap kurang komunikatif itu ditunjukkan dengan baru memberi tahu kepada Haji Rihan, pemilik tim HRVRT, justru setelah meneken kontrak dengan pihak Honda Banten. "Iya, Yudhis datang ke saya memberitahu kalau pindah ke Honda. Tidak ada pilihan lain kecuali hanya mengiyakan. Mungkin dia ingin suasana lain," ujar Haji Rihan tersenyum.
Padahal menurut sumber yang dekat dengan Rihan, kalau Yudhis ngobrol baik-baik dan berbicara dulu dengan petinggi HRVRT akan ada solusi yang lebih win-win. Ketika mengikuti Enduro 8 Hour di Qatar, seminggu sebelum seri Indoprix Binuang, HRVRT masih mengeluarkan dana buat Yudhis.
"Beberapa hari sebelum Indoprix Binuang dimulai, saya kumpulkan seluruh tim teknik HRVRT. Saya instruksikan untuk meramu motor terbaik untuk Yudhis, seperti biasanya," ujar Haji Rihan.
Nyatanya, sejak latihan hari Rabu, Yudhis menjadi yang tercepat. Bahkan pada free practice dan kualifikasi, juga terdepan. Namun setelah itu, motor Yudhis tampak memble.
Kepergian Yudhis membuat petinggi HRVRT mengambil langkah cepat. Yakni dengan mendekati Hendriansyah untuk menjadi ujung tombak tim yang bermarkas di Binuang. "Iya, kemarin saya sudah rapat sama mereka (HRVRT) dan tinggal sedikit lagi. Mungkin tidak hanya sebagai pembalap, juga melatih," ungkap Hendriansyah. Kabarnya, Hendry sudah memakai mesin milik HRVRT saat memenangi 2 race kemarin.
HASIL LOMBA | |
IP1 10 RACE 1 | |
1. Fitriansyah Kete | Kaltim/Khepot Lanay Jaya Ind Fed FDRYamaha |
2. Hendriansyah | DIY/Evalube KYT HMMC Racing Yamaha |
3. Hokky Krisdianto | Jateng/TOP1 FDRYamaha |
IP1 10 RACE 2 | |
1. Hendriansyah | DIY/Evalube KYT HMMC Racing Yamaha |
2. Sigit PD | DIY/TDR FDR Fed Oil NHK Yonk |
3. Hokky Krisdianto | Jateng/TOP1 FDRYamaha |
IP125 RACE 1 | |
1. Fitriansyah Kete | Kaltim/Khepot Lanay Jaya Ind Fed FDRYamaha |
2. Hokky Krisdianto | Jateng/TOP1 FDRYamaha |
3. Hadi Wijaya | Kalbar/IRC NHK Rextor Manual Tech Kawasaki |
IP125 RACE 2 | |
1. Hendriansyah | DIY/Evalube KYT HMMC Racing Yamaha |
2. Harlan Fadillah | DKI/IRC AHRS KYT Suzuki |
3. Irwan Ardiansyah | DIY/Yamalube KYT Tunggal JayaYamaha |
TOTAL POIN INDOPRIX 2010 | |
IP1 10 | |
1. Florianus Roy | 141 |
2. Sigit PD | 117 |
3. H. Yudhistira | 116 |
4. Denny Triyugo | 115 |
5. Hokky Krisdianto | 114 |
IP125 | |
1. Denny Triyugo | 154 |
2. Florianus Roy | 147 |
3. Hadi Wijaya | 99 |
4. M. Nurgianto | 99 |
5. Fitriansyah Kete | 87 |