Regulasi Superpole Diubah Untuk Jaga Durabilitas

Editor - Minggu, 30 Mei 2010 | 09:53 WIB

(Editor - )

OTOMOTIFNET - Hawa panas sampai dengan 34°C tidak menjadi halangan buat para rider Indo Prix untuk menorehkan start di posisi terdepan pada babak kualifikasi yang digelar di Sirkuit Kenjeran Park, putaran 2 Indoprix 2010 (30/05).

Di seri 2 ini, nampak pendatang baru seperti Honda dan Kawasaki makin serius untuk mensupport tim-tim yang ada dibawahnya. Dan ini menjadi bukti keseriusan Honda yang baru terjun di dunia racing seperti Indoprix kali ini. Apalagi mereka cukup mampu memberikan bukti yang cukup bagus.

Sebut saja seperti tim macan tutul alias tim Honda Banten dengan M. Nurgianto berhasil mengebrak untuk start di posisi pertama untuk race kelas IP 110cc di hari Minggu (31/05).

Tidak hanya itu saja Harlan Fadhillah yang dibaru menyesuaikan dengan besutan baru, alias Suzuki justru berhasil menguasai start di posisi pertama untuk kelas IP 125cc. Harlan pun mampu tampil tercepat sejak sesi latihan digelar. “Untuk motor 125cc saya sudah mendapat setingan yang tepat, sayangnya untuk kelas 110cc saya masih bermasalah dengan suspensi,” ujar Harlan Fadillah.

Di seri 2 ini pihak panitia juga merefisi regulasi sesi superpole. Jadi aturan superpole tidak sama seperti di seri pertama digelar. Sebetulnya mirip-mirip seperti sesi kualifikasi diambil 12 tercepat kemudian 8 tercepat. Dari 8 rider tercepat tidak lagi di kualifikasi sampai 4 tercepat. Melainkan langsung disaring 2 kali, 3 rider untuk menyelesaikan 3 putaran, dan terakhir 2 rider langsung diambil waktu tercepat untuk menentukan start di posisi pertama.

Keputusan tersebut diambil dari hasil diskusi yang dilakukan para pembalap juga manajer, dengan panitia penyelenggara. Yang tujuannya untuk menghemat tenaga mekanik, juga kinerja mesin.

Memang benar, pemikiran pihak penyelenggara ingin mendidik pembalap nasional untuk mengacu pada aturan balap internasional. Hanya saja, aturan yang diterapkan saat ini justru membuat peserta bekerja ekstra, apalagi spek motor juga berbeda.

“Kalau di dunia WSBK memang motor sudah didesain untuk sport, sehingga ubahan tidak terlalu ekstrim, yang berarti membuat mesin lebih awet. Tidak sama dengan motor underbone yang basicnya motor harian. Dan hanya punya sekitar 6 daya kuda. Sedang untuk kompetisi Indoprix, motor ini diubah sangat ekstrim yang mampu menyemburkan tenaga dikisaran 20 daya kuda. Jadi ubahan ekstrim ini membuat durabilitas motor juga semakin ringkih,” jelas Benny Djati Utomo sebagai team principal dari Star Racing.

Hasil Kualifikasi IP 110 cc (10 Besar) :

1/26/M. Nurgianto/Banten NHK FDR/Honda/40.241
2/2/Denny Triyugo/TOP 1 FDR Star Racing/Yamaha/40.272
3/57/Hokky Krisdianto/TOP 1 FDR Star Racing/40.386
4/27/Harlan Fadhillah/IRC AHRS KYT/Suzuki/40.419
5/92/Florianus Roy/TDR FDR Federal Oil NHK Yonk Jaya/Yamaha/40.436
6/12/Hadi Wijaya/IRC NHK Rextor Manual Tech/Kawasaki/40.456
7/63/Sigit PD/TDR FDR Federal Oil NHK Yonk Jaya/Yamaha/40.629
8/30/Achmad Kohar/TOP 1 BRT SHC IRC Chia Felix/Suzuki/40.791
9/50/Rafid Topan/Yamalube KYT Tunggal Jaya/Yamaha/40.491
10/22/Rey Ratukore/BRT Indoparts Federal Oil KYT/Honda/40.526

Hasil Kualifikasi IP 125 cc (10 Besar) :

1/27/Harlan Fadhillah/IRC AHRS KYT/Suzuki/39.588
2/12/Hadi Wijaya/IRC NHK Rextor Manual Tech/Kawasaki/39.659
3/2/Denny Triyugo/TOP 1 FDR Star Racing/Yamaha/39.972
4/21/Owie Nurhuda/Banten NHK FDR/Honda/39.985
5/57/Hokky Krisdianto/TOP 1 FDR Star Racing/40.416
6/26/M. Nurgianto/Banten NHK FDR/Honda/40.459
7/75/Irwan Ardiansyah/Yamalube KYT Tunggal Jaya/Yamaha/40.586
8/92/Florianus Roy/TDR FDR Federal Oil NHK Yonk Jaya/Yamaha/…
9/76/Hendriansyah/Evalube KYT HMMC/Yamaha/40.065
10/30/Achmad Kohar/TOP 1 BRT SHC IRC Chia Felix/Suzuki/40.187

Penulis/Foto : Uky Basuki