Ducati mengklaim karyanya ini sebagai wujud penghargaan untuk kekayaan warisan racing. Tiap-tiap komponen yang menempel bukan sekedar memenuhi fungsi tapi juga sebuah keindahan dari automotive art.
Tidak terlalu muluk memang, buktinya Ducati mampu memadukan desain yang simpel sekaligus garang. Desain moncong fairing dan stop lamp yang menyerupai huruf X ini dihiasi LED. Fairingnya juga simpel tapi fungsional dimana desain knalpotnya diselipkan di bagian bawah dan seolah menyatu dengan fairing.
Sedang mesinnya, tetap menggunakan V twin 90 derajat yang benar-benar baru dan dijuluki "Superquadro". Seperti sudah dijelaskan pada tulisan terdahulu, mesin ini memiliki karakter sangat over square.
Diameter pistonnya jauh lebih besar ketimbang stroke-nya. Pistonnya berdiameter 112 mm sedang stroke-nya cuma 60,8 mm. Mesin seperti ini punya karakter cepat bergangsing hingga putaran tinggi.
Agar tetap aman berkendara, Ducati melengkapi mesin ini dengan tiga pilihan riding mode. Ada race, sport dan wet. Saat di pilih, maka secara otomatis ABS, traction control, quickshifter dan engine brake control akan menyesuaikan.
Asiknya semua kinerja mesin bisa dilihat di Ducati Data Analyzer+ (DDA+). Generasi terbaru dari Ducati Analyser ini memiliki fungsi GPS baru yang bisa mencatat waktu per lap. Lewat DDA+ ini juga bisa dilihat parameter berkendara lainnya seperti bukaan throttle, kecepatan, rpm, indikator gigi, suhu dan kinceja traction control.
Suspensinya juga paten punya. Ducati melengkapi dengan Ducati Electronic Suspension (DES) dari Ohlins. Suspensi ini secara otomatis bisa mengatur kompresiu dan rebound sesuai dengan mode berkendara.
Ducati 1199 Panigale dilepas dalam tiga pilihan varian. 1199 Panigale, 1199 Panigale S dan yang paling tinggi 1199 Panigale S Tricolore. (motorplus-online.com)