|
Selera pasar setiap negara memang berbeda-beda. Jika di Indonesia tipe bebek tulen lebih mendominasi pasar, di Philipina produk ayam jago justru menjadi unggulan disana.
Tak heran jika hampir semua pabrikan motor di negeri yang dipimpin Presiden Benigno Aquino ini memiliki varian ayam jago. Honda misalnya punya Honda XRM 125 RS, versi ayam jago dari Honda Supra X 125. Suzuki juga punya beberapa model ayam jago, salah satunya Raider J series yang bermesin 110 cc.
Yup, motor bertampang "cupu" ini memang basic-nya adalah Suzuki Smash versi lawas yang masih berkapasitas 110 cc. Mesin yang dipakai berspesifikasi SOHC, dengan ukuran bore X stroke, 53.5 mm X 48.8 mm bertenaga 8,3 dk.
Meski mesin mirip Smash 110, tapi tampang jauh berbeda. Tengok saja penerapan bentuk suspensi depan panjang khas motor sport, serta bentuk batok lampu yang mirip desain Suzuki Stinger versi Thailand.
Desain sayap juga berubah menjadi ramping dengan penerapan undercowld di bagian bawah. Makin sporty dengan pilihan laburan warna merah, abu-abu, kuning dan biru yang cukup menarik.
Sayangnya, sosok Smash lawas masih terasa di bentuk desain bodi belakang. Apalagi sektor pengereman tromol dan sokbreker belakang yang masih mengandalkan tipe ganda, jadi kurang sporty.
Di Philipina sendiri Raider J dilepas dengan dua varian, yakni Raider J yang masih mengandalkan pelek jari-jari dan kopling otomatis dijual Rp 11,7 jutaan. Lalu, ada Raider J Pro yang sudah pakai pelek palang dan transmisi manual dilepas sekitar Rp 12,5 jutaan. (motorplus-online.com)
Tak heran jika hampir semua pabrikan motor di negeri yang dipimpin Presiden Benigno Aquino ini memiliki varian ayam jago. Honda misalnya punya Honda XRM 125 RS, versi ayam jago dari Honda Supra X 125. Suzuki juga punya beberapa model ayam jago, salah satunya Raider J series yang bermesin 110 cc.
Yup, motor bertampang "cupu" ini memang basic-nya adalah Suzuki Smash versi lawas yang masih berkapasitas 110 cc. Mesin yang dipakai berspesifikasi SOHC, dengan ukuran bore X stroke, 53.5 mm X 48.8 mm bertenaga 8,3 dk.
Meski mesin mirip Smash 110, tapi tampang jauh berbeda. Tengok saja penerapan bentuk suspensi depan panjang khas motor sport, serta bentuk batok lampu yang mirip desain Suzuki Stinger versi Thailand.
Desain sayap juga berubah menjadi ramping dengan penerapan undercowld di bagian bawah. Makin sporty dengan pilihan laburan warna merah, abu-abu, kuning dan biru yang cukup menarik.
Sayangnya, sosok Smash lawas masih terasa di bentuk desain bodi belakang. Apalagi sektor pengereman tromol dan sokbreker belakang yang masih mengandalkan tipe ganda, jadi kurang sporty.
Di Philipina sendiri Raider J dilepas dengan dua varian, yakni Raider J yang masih mengandalkan pelek jari-jari dan kopling otomatis dijual Rp 11,7 jutaan. Lalu, ada Raider J Pro yang sudah pakai pelek palang dan transmisi manual dilepas sekitar Rp 12,5 jutaan. (motorplus-online.com)