Jakarta - Salah satu penyebab kecelakaan yang menimpa mobil listrik Tucuxi yang dikendarai DAhlan Iskan adalah karena sistem rem kewalahan menahan laju mobil akibat tidak adanya bantuan engine brake.
Sementara kita tau, engine brake bisa bekerja ketika sebuah mobil dilengkapi dengan gigi rasio tertentu. Nah, memang ada plus minus dari pengaplikasian gearboks, terutama pada mobil listrik.
Tucuxi memilih untuk tidak menggunakan gearbox agar lebih hemat daya. Motor listrik tidak perlu membagi energinya untuk menggerakkan roda sekaligus gigi rasio. Selain itu.
"Selain itu, mobil bisa lebih cepat speednya, karena lebih minim hambatan dan perantara dari motor listrik ke roda," ujar Dasep Ahmadi, yang juga mengerjakan mobil listrik Ahmadi.
Akan tetapi, kalau ditanya perlukah sebuah mobil listrik menggunakan gearboks atau tidak? "Sebenarnya tetap perlu, untuk mengendalikan laju mobil, juga membatasi kecepatan maksimum. Tinggal bagaimana menentukan perbandingan giginya saja," tambah Dasep.
Ia memberikan gambaran, ketika mobil listrik tidak menggunakan gearboks, maka perbandingan torsi dengan roda yang didapat adalah 1:1, artinya, satu putaran mesin sama dengan satu putaran roda.
"Sementara mobil listrik buatan saya, perbandingan gearnya 1:7, berarti 1 putaran motor listrik berbanding dengan tujuh putaran roda. Keuntungannya saat mengerem, motor listrik bisa membantu pengereman 7 kali lebih kuat daripada tidak menggunakan gearboks," papar Dasep.
Memang, dengan menggunakan gearboks, daya yang digunakan akan lebih besar, akan tetapi mobil jadi lebih terkendali. "Gearboks juga secara tidak langsung bisa membatasi kecepatan maksimum dari mobil, juga membantu pengereman. Karena kalau semuanya tidak dibatasi, mobil listrik akan sangat berbahaya," tutup Dasep. (mobil.otomotifnet.com)