Prosedur Mengemudi: Kegiatan 100 Persen Full Time Job

billy - Senin, 11 Juli 2011 | 16:15 WIB

(billy - )


JAKARTA - Berkendara atau mengemudi adalah kegiatan yang benar-benar harus dilakukan dengan serius dan penuh konsentrasi. Sejak mulai duduk di dalam mobil, menjalankan, hingga berhenti dan keluar dari kendaraan. Mengemudi adalah 100% full time job. Tujuannya tentu untuk menjaga keselamatan selama di jalan raya.

“Makanya perlu diketahui adanya prosedur selama berkendara agar setiap pengemudi bisa melakukan ‘pekerjaannya’ dengan baik dan benar,” ungkap Momon S Maderoni dari Indonesia SmartDrive Vehicle Management Consulting di Utan Kayu, Jakarta Timur.

Ada dua prosedur yang biasa diterapkan dalam menjaga keselamatan pribadi di jalan raya. Yaitu SIPDE System dan Smith System. Keduanya merupakan prosedur keselamatan yang berhubungan dengan prilaku seseorang saat di jalan. “Jadi mau risiko tinggi atau rendah saat di jalan tergantung pada keinginan kita menjalankan prosedur itu,” tambah Bintarto Agung dari Indonesia Defensive Driving Center di Pasar Minggu, Jaksel.

Kedua sistem ini tidak hanya untuk pengendara mobil saja, tetapi bisa digunakan oleh semua pengguna jalan. “Baik itu pejalan kaki, pengendara motor, sepeda, pedagang asongan dan lainnya,” tambah pria yang biasa disapa Tato itu.

SIPDE merupakan kependekan dari Search, Identify, Predict, Decide dan Execution. Sedangkan Smith System tidak berbeda jauh, masih bisa dibilang mirip. Terdiri dari 5 pedoman prosedur berkendara aman. Seperti, pandangan jauh ke depan, selalu gerakan mata, dapatkan gambaran secara menyeluruh, jaga jarak aman, pastikan mereka melihat kita. Secara garis besar memang sama saja.

Berikut uraian lengkap dari SIPDE.

1. Search
Lebih lengkapnya search, sweep dan scan. Maksudnya pengendara mencari informasi selengkap-lengkapnya mengenai kondisi yang ada di sekitar kendaraannya. Mulai dari depan, samping hingga belakang. Tentu dengan menggunakan indra penglihatan. ”Tujuannya agar pengemudi mengetahui tingkat risiko yang akan dihadapi,” jelas Tato.

 Scan seluruh area yang ada di sekitar mobil
Usahakan mata selalu bergerak mengawasi kondisi di sekitar. Lakukan pandangan sejauh mungkin ke depan. Trik ini sekaligus untuk mengantisipasi apa yang akan ada di samping mobil. Untuk kondisi di sisi mobil, bisa dilakukan dengan melirik atau menengok sejenak. Sementara mengamati bagian belakang bisa dengan bantuan spion tengah, kiri dan kanan. “Tapi kalau ada sesuatu yang cantik atau ganteng jangan kelamaan dilihatnya. Pastikan mata selalu bergerak jangan hanya fokus pada satu tempat, berbahaya!” tandas Momon.

2. Indentify

Pengendara harus bisa mengidentifikasi kondisi yang ada di sekitarnya. Sekaligus memerkirakan bahaya apa yang akan terjadi dengan kondisi tersebut. “Semuanya berdasarkan informasi yang kita terima tadi,” ujar Tato.

Misalnya dengan melihat dan merekam dalam ingatan apa saja benda yang berada di sekitar mobilnya. Apakah ada orang berdiri di pinggir jalan, sepeda motor di samping, orang mendorong gerobak di sisi jalan, mobil apa yang ada di depan dan belakang, dan lain sebagainya.

3. Prediksi
Jika sudah mengidentifikasi, pengemudi juga harus bisa memrediksikan apa yang akan terjadi dan yang harus dilakukan saat kondisi tertentu di jalan. Data tentu berasal dari informasi yang kita kumpulkan tadi.

Misalnya, jika ada seseorang berdiri di pinggir jalan. Pengendara harus bisa memprediksi atau memperkirakan, apakah orang tersebut hanya sekadar berdiri atau ingin menyebrang jalan. Jika orang itu menyebrang jalan prediksi juga apa yang harus dilakukan. Atau saat ada kendaraan lain berjalan di depan, dilihat dari gerakannya, apakah akan membelok kiri atau kanan, bahkan berhenti. Prediksi juga apa yang akan dilakukan jika mobil itu melakukan manuver tersebut di atas.

 Ambil kesimpulan dari semua data yang terkumpul
4. Decide
Setelah melakukan tiga tahapan di atas, pengemudi harus beranjak ke langkah berikutnya, yaitu mengambil keputusan. Segera ambil langkah yang harus dilakukan setelah mengetahui hasil prediksi atau analisa tadi. “Tujuannya tentu untuk mengurangi atau menghindari risiko yang akan terjadi,” terang Momon lagi.

Seperti menentukan apakah harus mengerem untuk berhenti atau sekadar mengurangi kecepatan saat orang yang berdiri di pinggir jalan menyebrang. Contoh lain saat mobil di depan tiba-tiba berhenti hendak belok ke kanan, pengemudi harus bisa memutuskan apakah harus berhenti di belakang mobil tersebut atau berma­nuver ke sisi jalan sebelah kiri. “Sebelumnya pengemudi tentu harus melakukan tiga langkah awal di atas.”

5. Execution
Jika semua data telah terkumpul dan menghasilkan keputusan maka dilanjutkan dengan pelaksanaan atau tindakan untuk keamanan. Caranya bisa dengan menggunakan alat komunikasi yang ada di mobil. Seperti klakson dan lampu-lampu. “Bisa juga ditambah dengan menekan pedal rem, gas, kopling, memutar setir dan lainnya.”

Nah kelima prosedur di atas harus dilakukan secara terus menerus selama pengemudi di jalan raya.   (mobil.otomotifnet.com)