|
Tengok saja Feri Rahman, pemilik bengkel Feri Creative Shockbreker di Jl. Raya Joglo No.4A, Jakbar yang lama malang melintang di dunia naik turun ini.
"Maksudnya gerakan sokbreker kan naik turun. Nah, akibatnya tentu ke usia pakai. Tanpa harus beli baru, beberapa bagian suspensi bisa diganti loh," yakin Feri.
Hampir segala jenis sokbreker bisa diservis oleh Feri, termasuk suspensi hidrolis, air suspension, bahkan sokkbreker hidrolis yang bisa dipakai mobil cabriolet.
"Prinsip kerjanya sama saja, hanya dimensinya kecil," terang pria asli Garut, Jabar ini.
Pengalamannya bermula ketika 1997 silam, Feri bekerja di bengkel suspensi di daerah Bekasi. "Setahun kemudian, pindah ke Jl. Soekarno Hatta, Bandung sampai 2002. Saat itu masih ngontrak rumah," kenang pria yang kini beristri pemilik rumah kontrakannya di Bandung itu. Ketemu jodoh gara-gara sokbreker dong...
Memutuskan pindah ke Jakarta, 2003 silam. Feri usaha sendiri untuk konsentrasi di rekondisi sokbreker. "Belajar otodidak, yang penting eksperimen terus," ucap pria 31 tahun yang rajin fitness ini.
Sempat down karena bengkelnya terbakar akibat korsleting listrik 2007 silam, Feri berhasil bertahan dengan cara membuka cabang di daerah Kembang Kerep, Jakbar. "Cuma sisa baju di badan doang. Semua sokbreker sama alat kerja habis dilalap api," kenang pria tinggi besar tapi murah senyum ini.
Bahkan hebatnya lagi, Feri berencana membuka cabang baru di daerah Kranggan, Cibubur. Alhasil, kini tak hanya sokbreker biasa, usahanya merambah hingga suspensi canggih macam milik Mercedes-Benz, BMW hingga Range Rover semenjak 4 tahun silam.
Penyakit paling biasa, sokbreker terasa tidak bisa lagi meredam getaran per sampai bunyi mengganggu di kolong. "Gampangnya, kalau mau tahu sokbreker habis masa pakai. Biasanya mobil jadi limbung kala di kecepatan tinggi di tol, atau bunyi seperti duren jatuh kalau ketemu polisi tidur," jelas pria ramah ini.
"Penyakitnya kalau Mercy biasa di support atas yang retak, dan balonnya pecah. Kalau support tinggal di-resin ulang, tapi kalau balon mesti ganti baru," papar ayah 2 orang putri ini.
Pun begitu dengan sokbreker udara milik Toyota Harrier ataupun Alphard. Hanya memang ada sensor sokbreker di bagian atas yang harus dapat perhatian lebih supaya tidak mengganggu sistem yang lain.
Sedikit beda ketika bicara sokbreker milik BMW yang memakai sistem hidrolis. "Biasanya bocor di sil, dan komplain pelanggan bilang kalau rasanya terlalu keras," ulas pria yang sedang gandrung bersepeda fixie ini. Usahanya tak terlalu susah menurut Feri, ternyata tinggal dibelikan sil baru dan setel kekerasan sokbreker lewat tekanan oli.
Hebatnya pengalaman bertahun-tahun, Feri ternyata juga yakin ketika harus berhadapan dengan sokbreker yang acap terpasang di atap model cabriolet. "Dimensinya kecil-kecil, tapi bisa ada 10 sampai 12 buah untuk menopang atap," lanjut warga daerah Puri Kembangan, Jakbar ini.
Yakin dengan kualitas kerjanya, Feri berani memberikan garansi mulai 6 bulan hingga 1 tahun tergantung jenis pekerjaannya. Harga yang ditawarkan juga relatif bersaign dibanding teknologi yang digunakan. Kalau untuk servis sokbreker rekondisi biasa, Feri memberikan harga Rp 275 ribu sampai 500 ribu per pasang, termasuk garansi 1 tahun.
Beda begitu ketemu sokbreker hidrolis ataupun sokbreker udara yang butuh perhatian ekstra. Sebagai gambaran, servis resin sokbreker Mercedes-Benz untuk seri S-Class berkisar Rp 2 jutaan per buah, atau sokbreker Toyota Harrier yang harus ganti oli dan setting gas nitrogen di harga Rp 1,5 juta sampai Rp 2 jutaan.
Waktu yang dibutuhkan memang agak lama karena banyaknya part yang diservis. Biasanya berkisar 2 sampai 7 hari untuk seluruh pekerjaan. "Paling enak customer tinggal datang dan ganti keseluruhan yang harganya Rp 2,5 juta sampai Rp 4 jutaan, tergantung tipe," sambung Feri lagi. Agak mahal ketika harus ketemu sokbreker hidrolis yang butuh dana Rp 4 juta sampai Rp 6 juta akibat banyaknya parts yang harus diperhatikan.
|
Tak sekadar rekondisi sokbreker umum, Feri ternyata juga sanggup membuat sokbreker yang biasa tertanam di kendaraan reli ataupun balap turing kembali bekerja sempurna. Misalkan saja merek Drummond ataupun Ralliart yang susah dicari unit barunya.
"Batang as sokbreker reli lebih besar, tapi sistem kerjanya mirip semua," lanjut Feri. Memang butuh ketelitian lebih, karena material macam sil dan oli yang digunakan perlu spesifikasi khusus.
Efeknya, sokbreker spesifikasi khusus ini harus dikompensasi harganya yang berkisar Rp 3 juta sampai Rp 5 juta per set, masih dengan garansi yang berkisar 6 bulan hingga 1 tahun.
Enaknya, kalau mengambil sokbreker dari copotan luar negeri bisa dapat unit yang bagus. Peraturan negeri seberang yang kebiasaan tiap 5 tahun ganti mobil baru membuat pasaran junk yard penuh dengan harta karun.
Hasil kreativitasnya, Feri berhasil menarik pelanggan hingga 20 mobil per bulan. Berkah setelah kebakaran dan kemauan untuk belajar. (mobil.otomotifnet.com)
Feri: 021-70444487, 0857-71444481