Jangan dikucek-kucek. Bersihkan benda asing dan jaga kelembabannya dengan air mata atau lubrikan buatan alias tetes mata. |
Jakarta - Bagi mahkluk hidup, mata adalah jendela dunia, begitupun buat pengendara motor maupun mobil. Organ ini nilainya vital karena menghubungkan Anda dengan lingkungan sekitar saat berkendara. Dari mengamati situasi jalan sampai mengantisipasi bahaya. Sayangnya, organ ini juga salah satu yang paling rentan. Partikel sebesar butiran debu aja bisa menganggu performanya. Nah, kalau mau selamat, jaga agar mata selalu tajam. Kenali potensi bahaya dan treatment-nya.
BENDA ASING
Ada banyak benda asing yang potensial membahayakan atau mengganggu kesehatan mata. Dari butiran debu, pasir, sampai pecahan kaca saat terjadi kecelakaan. Bikers punya peluang lebih besar terkena bahaya benda asing.
“Karena bikers naik kendaraan terbuka, matanya tidak selalu tertutup. Tanpa kaca mata, helm half face tanpa penutup atau ada tutupnya tapi dibiarkan terbuka. Saya pernah mendapat pasien matanya tertancap paku akibat kecelakaan lalu lintas,” papar dr. Junaedi, Sp.M, spesialis mata Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk, Jakut.
Benda-benda asing yang mengenai mata bisa merusak area lensa, kornea dan retina. “Kalau kecil bikin mata terasa ngeres dan mengganjal aja. Tapi kalau cukup besar dan tajam, terasa nyeri, perih. Kalau sampai digosok atau dikucek-kucek, bisa infeksi,” lanjut Junaedi.
ANGIN DAN AC
Angin dan AC dalam jangka waktu lama bisa mengganggu performa mata. “Angin kencang dan AC menyebabkan penguapan dalam mata lebih besar, cairan dan oksigen menurun. Akibatnya mata butuh lubrikasi yang lebih banyak juga,” jelas ophthalmologist lulusan Universitas Indonesia ini.
Seperti kulit atau tubuh yang dehidrasi karena kekurangan cairan, mata pun bisa mengalami hal yang sama. Kualitas dan kuantitas air mata jadi menurun. Air mata berfungsi sebagai lubrikan, membasahi mata, membersihkan kotoran dan membantu memfokuskan lensa mata. Jadi kalau kualitas dan kuantitasnya menurun, pandangan pun bisa terganggu.
Tanda-tandanya, terasa pedih, mengeluarkan air mata dan sering berkedip. “Kalau dibiarkan terus, sensitivitas bola mata atau kornea jadi menurun,” lanjut dokter yang hobi otomotif ini. Kalau biasanya mata segera menutup saat ada benda asing yang mengarah mata, pada kondisi ini kecepatan menutup mata jadi menurun, lebih lambat.
JANGAN DIKUCEK!
Cara paling efektif untuk menangkal ancaman benda asing ya dengan menutup mata. Bukan merem lo ya, tapi beri pelindung dengan kaca mata, goggle atau visor helm. Terutama kaca mata model goggle untuk bikers saat perjalanan jauh atau di jalur berdebu, lebih efektif karena desainnya menutup rapat.
Bagaimana kalau terlanjur kelilipan atau kemasukan partikel asing? Mata akan terasa ngeres, gatal atau mengganjal. “Jangan sekali-kali digosok atau dikucek-kucek. Bisa membuat lensa mata terluka atau menyebabkan epiteliopati. Efeknya seperti kaca yang kotor, buram,” lanjut ayah 2 anak tersebut.
Solusi terbaik, gunakan artificial tears alias cairan buatan atau tetes mata usai naik motor dan mata terasa kotor atau kelilipan. Biarkan kotoran mengalir keluar bersama tetes mata tersebut.
WASPADA KALAU...
Hati-hati kalau Anda memiliki penyakit Glukoma atau minus tinggi. Pada kondisi ini kornea mata lebih tebal dibanding mata normal. Hati-hati saat mengemudi pada malah hari. “Timbul glare, pandangan berpendar kalau mata tersorot lampu dari depan. Jadi enggak nyaman,” jelas Junaedi.
Kondisi serupa juga bisa dialami pemilik katarak jenis tertentu dan katarak sekunder, pernah menjalani operasi katarak. Biasanya dialami orang berusia 50 tahun ke atas. Selain pandangan berpendar, karena jaringan matanya sudah tidak sebaik mata orang muda, biasanya jadi lebih sensitif atau mudah silau dibanding mata normal.
BENDA ASING
Ada banyak benda asing yang potensial membahayakan atau mengganggu kesehatan mata. Dari butiran debu, pasir, sampai pecahan kaca saat terjadi kecelakaan. Bikers punya peluang lebih besar terkena bahaya benda asing.
“Karena bikers naik kendaraan terbuka, matanya tidak selalu tertutup. Tanpa kaca mata, helm half face tanpa penutup atau ada tutupnya tapi dibiarkan terbuka. Saya pernah mendapat pasien matanya tertancap paku akibat kecelakaan lalu lintas,” papar dr. Junaedi, Sp.M, spesialis mata Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk, Jakut.
Benda-benda asing yang mengenai mata bisa merusak area lensa, kornea dan retina. “Kalau kecil bikin mata terasa ngeres dan mengganjal aja. Tapi kalau cukup besar dan tajam, terasa nyeri, perih. Kalau sampai digosok atau dikucek-kucek, bisa infeksi,” lanjut Junaedi.
ANGIN DAN AC
Angin dan AC dalam jangka waktu lama bisa mengganggu performa mata. “Angin kencang dan AC menyebabkan penguapan dalam mata lebih besar, cairan dan oksigen menurun. Akibatnya mata butuh lubrikasi yang lebih banyak juga,” jelas ophthalmologist lulusan Universitas Indonesia ini.
Seperti kulit atau tubuh yang dehidrasi karena kekurangan cairan, mata pun bisa mengalami hal yang sama. Kualitas dan kuantitas air mata jadi menurun. Air mata berfungsi sebagai lubrikan, membasahi mata, membersihkan kotoran dan membantu memfokuskan lensa mata. Jadi kalau kualitas dan kuantitasnya menurun, pandangan pun bisa terganggu.
Tanda-tandanya, terasa pedih, mengeluarkan air mata dan sering berkedip. “Kalau dibiarkan terus, sensitivitas bola mata atau kornea jadi menurun,” lanjut dokter yang hobi otomotif ini. Kalau biasanya mata segera menutup saat ada benda asing yang mengarah mata, pada kondisi ini kecepatan menutup mata jadi menurun, lebih lambat.
Lindungi mata dari ancaman bahaya. Goggle paling efektif untuk biker, karena menutup rapat. |
Cara paling efektif untuk menangkal ancaman benda asing ya dengan menutup mata. Bukan merem lo ya, tapi beri pelindung dengan kaca mata, goggle atau visor helm. Terutama kaca mata model goggle untuk bikers saat perjalanan jauh atau di jalur berdebu, lebih efektif karena desainnya menutup rapat.
Bagaimana kalau terlanjur kelilipan atau kemasukan partikel asing? Mata akan terasa ngeres, gatal atau mengganjal. “Jangan sekali-kali digosok atau dikucek-kucek. Bisa membuat lensa mata terluka atau menyebabkan epiteliopati. Efeknya seperti kaca yang kotor, buram,” lanjut ayah 2 anak tersebut.
Solusi terbaik, gunakan artificial tears alias cairan buatan atau tetes mata usai naik motor dan mata terasa kotor atau kelilipan. Biarkan kotoran mengalir keluar bersama tetes mata tersebut.
WASPADA KALAU...
Hati-hati kalau Anda memiliki penyakit Glukoma atau minus tinggi. Pada kondisi ini kornea mata lebih tebal dibanding mata normal. Hati-hati saat mengemudi pada malah hari. “Timbul glare, pandangan berpendar kalau mata tersorot lampu dari depan. Jadi enggak nyaman,” jelas Junaedi.
Kondisi serupa juga bisa dialami pemilik katarak jenis tertentu dan katarak sekunder, pernah menjalani operasi katarak. Biasanya dialami orang berusia 50 tahun ke atas. Selain pandangan berpendar, karena jaringan matanya sudah tidak sebaik mata orang muda, biasanya jadi lebih sensitif atau mudah silau dibanding mata normal.