Tulus Abadi, Solusi Kemacetan Yang Ada Tidak Konsisten

Editor - Selasa, 14 September 2010 | 18:21 WIB

(Editor - )

OTOMOTIFNET -  Setumpuk hasil survei dan penelitian dari pihak pemda DKI Jakarta mengatasi masalah transportasi tampaknya memang sudah waktunya dilaksanakan. Yang kurang saat ini sebenarnya adalah kemauan politik dari pihak pemerintah. Sebenarnya ‘crash program’ adalah pelaksanaan dari berbagai hasil kajian instansi terkait dari instansi Pemda DKI dan juga pusat soal cetak biru tarnsportasi di area Jabodetabekpunjur. Tidak lebih dari itu!

Soal dana yang masih sering disebutkan jadi penghalang utama, bukan hal yang terlalu sulit dicari sumbernya. Ia menyebut ketersediaan dana yang konon sudah dalam hitungan jutaan dollar AS buat menata sistem tarnsportasi massal di area ibukota dan daerah sekitarnya.

Untuk soal ini memang tak bisa ditangani sendirian oleh Foke (Fauzi Bowo, Gubernur DKI Jakarta, red), mesti ada juga peran serta aktif dari pemerintah pusat. Kalau perlu SBY juga menunjukkan atensinya.

Kalau pun toh memang banyak hasil penelitian soal transportasi maupun lalu-lintas yang menumpuk, pelaksanaan dari sejumlah program yang sudah dilansir juga patut diperhatikan oleh semua pihak.

Sebut program busway. Boleh disebut sudah menunjukan hasil yang efektif kurangi pemakaian kendaraan pribadi.

Pihak YLKI sendiri pernah melakukan survey ke 3.000 orang, di awal pelaksanaan ada 25% orang yang berpindah dari kendaraan pribadi. Trennya sebenarnya tunjukan hasil postif, sampai 40% responden sudah menyatakan berpindah ke moda busway itu.

Hanya saja, seperti biasa, pelaksanaan program ini tidak konsisten. Seperti ketersediaan lahan parkir di sekitar halte busway, sarana halte, koordinasi penyedia feeder bus, dan lainnya. Ini dulu deh coba lebih dibenahi, bisa atau tidak.

Penulis/Foto: Nawita, Anton, eRIE, Pj  / Dok.Otomotif