“Motor ini berada dalam kondisi yang cukup bagus. Saya juga sangat senang jika bisa mempunyai kecepatan seperti semua orang yang menggunakan motor prototipe, tapi target utama saya adalah menjadi yang tercepat di kategori motor CRT. Atau paling tidak mengalahkan para pembalap motor prototipe yang lamban,” beber De Puniet.
“Saya rasa tidak semua pembalap prototipe akan punya kecepatan bagus, tapi khusus untuk sirkuit seperti Qatar, Barcelona dan Sepang di Malaysia, rasanya akan sulit mengejar mereka. Sebab di gigi 4 saja, perbedaan performa mesinnya sangat besar. Mesin dan sistem elektronik adalah 2 hal yang sangat berbeda antara prototipe dan CRT. Tapi saya tetap bersemangat dan optimis,” lanjut De Puniet.
Keyakinan De Puniet mungkin bisa saja terjadi jika beberapa pembalap motor prototipe tidak mampu memaksimalkan performa motornya. Apalagi jika melihat hasil balapan World Superbike Championship (WSBK) baru-baru ini, performa besar yang ditawarkan mesin dari Aprilia, cukup membuat semua tim pabrikan geleng-geleng kepala. Hmm, semoga performa mereka di MotoGP (CRT) juga demikian adanya. (otosport.co.id)