"Itu yang sekarang mereka (Esemka) tidak punya. Identitas merek tersebut, yang juga didalamnya terkandung Hak Kekayaan Intelektual yang sudah teregistrasi, juga dengan teknologi dan desain yang sudah di patenkan," ujar Dewa Yuniardi, Ketua Bidang Marketing dan Komunikasi AsiaNusa.
Kalau identitas merek tersebut sudah punya, tentu tidak bakal ada yang meragukan itu mobil (Esemka) punya siapa? Atau siapa yang membuat? Atau yang saat ini sedang banyak muncul, yakni ada Esemka-Esemka lain di China maupun India.
"Siapa yang punya identitas merek, ya itu punya dia. Itu dia yang buat. Semua aturan main, mulai dari desain, teknologi sampai bahan baku, itu dia yang menentukan dan kalau ada produk lain yang sejenis, tidak akan diakui!," tambah Dewa.
Karenanya, saran Dewa, daripada terus berpolemik, saling mengklaim Esemka itu siapa yang buat, lebih baik segera di patenkan, segera dibentuk identitas mereknya. "Belajar menjadi prinsipal, pemegang merek, jadi tidak sekedar memproduksi tanpa bisa mengklaim itu punya siapa," ujar Dewa.
Masalah Esemka ada di China dan India pun, Dewa tidak mau ambil pusing. Klaim-klaim berbagai pihak tentang kepemilikan Esemka tidak akan ada artinya kalau hanya dalam bentuk lisan dan tidak ada kekuatan hukumnya.
"Silakan saja mendaftarkan Hak Kekayaan Intelektualnya, sekaligus membuat mereknya. Kan nanti juga ketauan itu sudah ada atau belum, kalau ternyata sudah ada kan tidak akan diberikan hak patennya," seru Dewa.
Jangan sampai nantinya setelah Esemka berjaya dan dipasarkan secara umum, tiba-tiba mendapat gugatan dari produsen mobil China maupun India yang mobilnya katanya punya kemiripan dengan Esemka. "Setidaknya, sampai saat ini kan kita sama-sama belum tau siapa yang meniru siapa," tutup Dewa. (mobil.otomotifnet.com)