Potong Sasis Belakang Aliran Jap Style

Editor - Kamis, 17 Juni 2010 | 14:10 WIB

(Editor - )


Gbr 1

OTOMOTIFNET - Gaya ubahan custom culture seperti street chopper atau street tracker memang gak mewajibkan adanya rombakan yang berarti di bagian sasis. Maklum, gaya ubahan ini belum masuk kategori extreme dan malah cenderung simpel.

Namun begitu gaya-gaya ubahan di atas dituntut tampil minimalis mulai dari kabel yang disusun rapi (disembunyikan) sampai sasis yang kena babat di bagian buntut (gbr.1).

Utamanya aliran street chopper! Sebab dari istilah chopper saja sudah mengartikan memotong (chop) atau bikin tampilan seminimalis mungkin,” beber Igor Lenggono dari rumah modifikasi Asri Motor.

Nah dari situ timbul pertanyaan. Apa efek yang muncul pada handling bila sasis belakang dipenggal, atau dibuat ulang guna mendapat kesan simpel dan minimalis tadi?

Masih kata Igor, memotong sasis belakang gak mengakibatkan perubahan pada handling yang berarti, asal gak merombak kontruksi rangka yang utama yakni komstir, dudukan mesin sampai ke lengan ayun.

Sasis belakang (dari dudukan sok ke belakang) berfungsi sebagai besi penopang. Kalau itu dipotong, efeknya berpengaruh pada kekuatan bagian buntut itu sendiri dan bobot motor. Lain hal bila dudukan as sok pada sasis dipindah (gbr.2).


Gbr 2

Gbr 3

Gbr 4

Gbr 5

“Bila kontruksi ubahan dudukan as sok yang baru gak bener atau miring sebelah, bisa bikin motor ‘lari anjing’ (oleng) saat menikung atau jalan lurus sekalipun,” wantinya. Selain itu, kata Bekti dari bengkel Da’K Garage, sudut kemiringan sok harus diperhitungkan (gbr.3)!

“Intinya, semakin tiduran sok maka semakin empuk reboundnya. Maka itu, kalau dudukan as sok bagian atas pada sasis digeser, baiknya dudukan sok di swing arm (gbr.4) juga ikut disesuaikan, sehingga didapat kemiringan sokbreker yang ideal,” urainya.

Tinggi rendahnya sok yang dipakai juga berpengaruh (gbr.5). Misal, sok bawaan asli Honda Tiger diganti dengan ukuran yang lebih pendek agar bagian ekor lebih membumi (ceper).

Itu bisa membuat rebound jadi lebih empuk atau malah keras. Sebabnya, ya itu tadi! Kemiringan sok yang berubah. “Tidak apa-apa kalau diganti dengan ukuran yang lebih pendek, asal keras-empuknya rebound sokbreker disesuaikan lagi,” tambahnya.

Intinya Bekti mengingatkan, baiknya hitung dulu matang-matang kontruksi awal sebelum ngechop. Kalau masih buat boncengan, sasis belakang wajib dirancang kokoh. “Paling utama hitung kemiringan sok, tinggi sok dan kekuatan dudukan sok belakang pada sasis sebelum rangka disunat. Angka yang paling ideal adalah yang mendekati kontruksi standar!.

Penulis/Foto: Atenx / Atenx