Rekondisi Helm Branded, Tetap Aman Kendati Rekondisi

Editor - Selasa, 25 Mei 2010 | 08:16 WIB

(Editor - )

OTOMOTIFNET - Helm sebagai pelindung kepala para biker, sejatinya punya masa pakai. Umumnya produk-produk mahal seperti Arai, Nolan, X-lite, Shark dan Shoei dibekali ketahanan hingga 5 tahun, sejak tanggal produksi.

Ada beberapa ciri helm yang sudah kadaluarsa (expired). Seperti setelah helm dipakai, rambut kepala kerap kotor terkena rontokan busa dari inner padding bagian atas (top padding). Jika kelamaan didiamkan bisa bikin penampilan berantakan, selain itu kulit kepala akan terasa gerah dan gatal.

Indikasi lainnya juga bisa ditengarai dari kondisi pengunci serta pelapis tali pengikatnya (strap). Biasanya setiap habis mengunci atau membuka strap, serpihan bercak hitam menempel di telapak jari. Hal ini disebabkan karena bahan pelapis strap sudah getas, sehingga permukaannya mudah terkelupas.

TAK SEMPURNA
Jika kondisinya seperti yang disebutkan di atas, siap-siap melakukan rekondisi helm, agar kualitasnya kembali seperti kondisi awal meski tidak akan sempurna 100%. Pasalnya kekuatan helm ditentukan dari bagus-tidaknya material inner padding, melainkan sangat dipengaruhi kualitas dari foam serta batok helm (shell).


Kode produksi biasanya tetap dipertahankan untuk menjaga orisinalitas helm

Rekondisi lebih bertujuan mengembalikan kondi­si helm bagian dalam, supaya terasa lebih nyaman dipakai. Alhasil perbaikan yang mesti dilakukan tak bisa serampangan, lantaran hasilnya bakal me­me­ngaruhi kenyamanan ketika dipakai.

Menurut Edwin Manuhutu, operation manager Astoria di Jl. Gajah Mada No.70, Jakbar, rekondisi helm yang ditawarkan di gerainya sangat mempertimbangkan unsur keaslian produk alias orisinalitas.

"Sebisa mungkin tidak meng­ubah struktur padding bawaan helm. Per­timbangannya, pihak pa­brikan pasti sudah melakukan riset terlebih dulu, untuk mendesain lapisan da­lam helm ini," ungkap Edwin sembari menyebut biaya rekondisi dikenakan biaya Rp 350 ribu/helm.

Senada Edwin, Ferry dari Standar Motor di Pasar Mobil Kemayoran (PMK), juga mempraktikkan metoda serupa. Seperti tidak mengubah emblem bawaan helm, yang mencantumkan tanggal produksinya (expired date).


Pengunci seperti model D-ring juga direkondisi tampilannya

"Untuk mempertahankan orisinalitas dari helm yang diservis, saya sangat memperhatikan detail tiap bagian helm. Seperti pada beberapa helm bermerek kayak Nolan, biasanya ada penunjuk kode produksi di lidahnya (strap) dan tidak saya buang," jelas Ferry sambil menyebut biaya servis helm di kiosnya Rp 400-600 ribu/helm.

Untuk kerusakan lain seperti batok helm yang catnya sudah mengelupas, Ferry dan Edwin serentak menjawab gak masuk dalam paket rekondisi helm. "Biasanya kalau konsumen mau sekalian memperbaiki batoknya atau mengecat ulang, saya sarankan untuk datang langsung ke spesialis airbrush," tukas Ferry. 

Namun begitu, Edwin tak begitu saja menolak order jika ada konsumen yang datang untuk rekondisi dan ingin sekalian melabur ulang batok helmnya. "Bisa aja sih, tapi enggak masuk dalam biaya rekondisi atau servis helm yang kami tawarkan," tandas pria ramah berdarah Ambon ini.

KOMPONEN VITAL
Komponen vital yang sangat dijaga keasliannya ketika rekondisi helm, yaitu inner padding bagian atas (top) dan penahan pipi (cheek).

Pertimbangannya, selain tampilan bagian dalam helm bisa terlihat tetap orisinal, desain dari pabrikan ini sudah melalui tahap pengetesan buat kenyamanan dan safety.

Makanya Ferry maupun Edwin sepakat untuk tidak mengutak-atik lapisan dalam helm ini, terutama rangka plastiknya. "Kerusakan di bagian ini biasanya yang paling sering terjadi. Perbaikannya hanya mengganti lapisan busanya, sedangkan kainnya tetap mempertahankan bawaan helm," urai Edwin.

Standar Motor : 021-6540727
Astoria : 021-6335949

Penulis/Foto: Anton / Ipin, Anton