OTOMOTIFNET - Wacana pembatasan konsumsi bensin premium (bersubsidi) tampaknya makin tunjukan indikasi penerapannya. Ini terlihat dari indikasi gerakan harga minyak mentah dunia yang mulai menanjak lagi.
Apalagi sudah terlewatinya kuota BBM bersubsidi (premium dan solar) buat triwulan pertama 2010. Masing-masing sebesar 19,4 juta dan 11,6 juta kiloliter.
Biar begitu, soal pengawasan tetap menjadi perhatian penting. “Kenapa tidak dikurangi saja dispenser premiumnya, perbanyak yang pertamax,” tanya Bambang Asmarabudi, GM promotion & motorsport PT Yamaha Motor Kencana Indonesia.
Terlepas dari skeptisme, hal yang jadi perhatian tentu, bagaimana pemakaian premium itu sendiri. Apakah subtitusi ke pertamax bisa jadi solusi? Punya nilai kompetitif pertamax maksudnya. Berikut sejumlah asumsi dari beberapa kampiun bengkel resmi soal nilai plus yang bisa didapuk dari pilihan bensin pertamax atas kendaraan tahun produksi 2000 ke atas.
USIA KOMPONEN TAK TERPENGARUH
Demmy SK, menyebut gejala awalnya, impresi yang berbeda. “Ini karena sistem pengapian pada kendaraan sekarang sudah dikontrol full oleh komputer. Dengan menggunakan pertamax, waktu pengapian cenderung dimajukan karena komputer tidak menerima sinyal knocking alias ngelitik. Sehingga performa pengendaraan menjadi optimal,” jabar kepala bengkel Tunas Toyota Pasar Minggu Jaksel.
Efek usia pakai ke komponen slow moving memang tak lantas kontan lebih panjang. Slamet Haryadi (kepala bengkel Honda Pondok Indah) punya asumsi khusus. “Kemungkinan itu bisa saja terjadi, tapi kembali lagi pada faktor perawatan berkala, apakah teratur atau tidak,” wantinya.
Dwinanto yang kepala bengkel resmi Yamaha Motor Clinic (Cipinang Jaktim) senada Slamet. Ia yakin kalau usia pakai komponen slow moving bergantung pada cara atau kebiasaan berkendara, dan perawatannya teratur atau tidak. “Kalau sering memaksa mesin di rpm tinggi, jelas lebih riskan ketimbang yang cara bawanya lebih halus dan teratur mengatur bukaan gas,” tegasnya.
EMISI BERSAHABAT
Para kampiun teknik bengkel resmi ATPM sepakat kalau substitusi premiumke pertamax akan lebih banyak bikin mesin efisien saat bekerja. Demmy kasih uraian berikut. Untuk konsumsi bahan bakar, dengan menggunakan Pertamax konsumsi bahan bakar lebih efisien tapi output tenaga yang dihasilkan mesin maksimal. Karena dengan pembukaan pedal gas yang sama, saat menggunakan pertamax output mesin lebih besar dibandingkan menggunakan premium.
Secara teknis, perkiraan perbedaan konsumsi bensin bisa pakai asumsi Slamet. Taruh kata pakai Honda Jazz. “Untuk pemakaian normal dengan bensin premium sekitar 1:10 (dalam kota) dan 1:14 (luar kota). Kalau pakai bensin pertamax, mungkin bisa lebih efisien lagi, sebab proses pembakarannya bisa lebih optimal,” jelasnya.
Untuk Yamaha Mio, Dwinanto, punya asumsi sendiri. “..pemakaian normal dalam kota sekitar 1:30. pakai pertamax mungkin bisa sedikit lebih irit.”
Hasil dari efisiensi pembakaran di ruang bakar mesin juga membuat endapan karbon jadi terhambat. "...apabila menggunakan premium, sekitar 100.000 km, kendaraan harus di Top OH. Alias bongkar kepala silinder," jelas Demmy. Tumpukan karbon itu yang bikin mesin beremisi tinggi. Dari situ komponen mesin mobil yang harus diganti sudah paket Top OH (gasket, seal klep, sampai seal cover ).
Nah apabila menggunakan RON 90 (Pertamax) pembakaran yang lebih sempurna bikin timbunan karbon minim. "Sehingga penggantian komponen slow moving atau Top OH lebih lama. Sekitar 150.000-200.000 km," yakin Demmy.
Emisi yang bersahabat akibat pakai pertamax jelas mudah didapat. Ini jadi poin pentingnya. Mesin lebih segar, konsumsinya lebih efisien adalah faktor utamanya. Jadi pilih murah ala premium, atau pilih mahal tapi efisien ala pertamax?
Penulis/Foto: Anton, NawiTa, eRIE / Reza